Banyak alasan kenapa kamu harus liburan ke Thailand, yang tidak cukup sekali didatangi seumur hidup. Negara ini sangat cantik dan menawarkan pesona wisata yang beragam, dan yang paling penting pastinya tidak akan menguras kantong sampai bolong kalau kamu liburan di sana.
Murah
Thailand adalah tujuan utama para pecinta wisata belanja. Shopping banyak barang, terutama item fashion sangat murah di sini. Tapi kamu harus menahan diri ya kalau belanja baju, karena kalau jumlahnya lebih dari 10 pcs bisa dikenakan pajak perdagangan di imigrasi. Kalau memang mau beli banyak, mending lepasin labelnya, jadi bisa buat oleh-oleh tanpa kena pajak tambahan.
Penginapan di Thailand juga murah. Selain bisa menginap di hotel atau hostel, di negara ini juga terdapat banyak dormitory dan penginapan bersama yang harganya murah. Karena itulah, Thailand selalu jadi tujuan para backpacker dari seluruh dunia. Karena ada banyak kamar murah, tempat makan murah dan juga berbagai pekerjaan sampingan yang bisa mereka lakukan selama di Bangkok khususnya.
sumber:pinterest.com
Selain harga penginapan yang murah, harga makanan di Thailand juga tidak menguras kantong. Berkali-kali makan pun, harganya tidak jauh beda dengan makanan di Indonesia. Demikian pula dengan harga tiket
Thai Airways buat ke sana, terjangkau sepanjang waktu. Dapat diskon atau tidak, pada dasarnya harga tiket Thai Airways memang sudah murah.
Dan karena Thai Airways adalah maskapai asli Thailand, kamu akan mendapatkan pengalaman berbeda ketika naik maskapai ini untuk terbang ke sana dibandingkan dengan maskapai lain. Nuansa Thailand sudah terasa kental mulai dari dalam pesawat. Seru kan?
Makanan Lezat
Siapa sih yang nggak suka dengan makanan Thailand? Saking enaknya nih, sampai ada banyak resto bertema Thailand di Indonesia dan juga seluruh dunia. Tapi, yang rasanya benar-benar otentik tentu ada di negara asalnya dong. Yang tidak boleh kamu lewatkan selama liburan di Thailand adalah Mango Sticky Rice yang gampang sekali ditemukan di tepi jalan. Selain itu, kamu juga wajib mencicipi Tom Yum asli Thailand yang rasanya sangat enak!
Bangkok Yang Tak Pernah Sepi
sumber:pixabay.com
Pilihan pertama lokasi liburan di Thailand adalah ibukotanya, Bangkok. Di kota ini, keramaian selalu menemani sepanjang hari. Kehidupan pagi, siang dan malamnya sama ramainya, dengan penduduk yang ramah dan tempat wisata yang beragam.
Buat kamu yang memang niat belanja, Bangkok adalah surganya. Pastikan datang ketika pasar tujuan kamu sedang buka ya. Karena tidak semua perbelanjaan murah di Thailand buka setiap hari. Kota ini juga cocok buat kamu yang suka wisata sejarah. Keliling kota menuju berbagai Kuil Buddha yang megah, atau menelusuri sungai dengan pasar terapungnya, semua hanya bisa kamu lakukan di Bangkok.
Menjelajahi Pantai
sumber:pixabay.com
Tidak hanya satu atau dua pantai cantik yang dimiliki oleh Thailand. Yang paling terkenal adalah Pantai Pattaya yang cantik, dan juga Pantai Phuket yang memiliki pesisir indah dan luas. Selain itu masih banyak pantai lain di Thailand yang nggak kalah cantiknya.
Namun lokasinya berada jauh dari pusat Ibukota, sehingga kamu harus memilih, mau fokus liburan di pantai atau menikmati wisata belanja di Bangkok.Yang pastinya bikin betah di Thailand adalah cuaca yang bersahabat. Tidak jauh berbeda dengan Indonesia, jadi kamu tak perlu membawa pakaian khusus selama liburan ke sana. Asyik kan?
Pulau Lombok terkenal dengan keindahan gili-gili yang mengelilinginya. Gili dalam bahasa sasak Lombok artinya pulau kecil. Dari semua gili yang ada, yang paling populer di kalangan wisatawan adalah Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Ketiga gili ini selalu dipenuhi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Selain ketiga gili yang sudah terkenal tersebut, sebenarnya ada beberapa gili yang tidak kalah indahnya. Di Lombok Barat terdapat sepuluh gili yang sangat eksotis yaitu Gili Kedis, Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Poh, Gili Lontar, Gili Rengit, Gili Gede, Gili Layar, dan Gili Asahan. Gili-gili tersebut ada yang sudah terjamah investor dan memiliki penginapan, tetapi ada juga yang masih sangat sepi atau bisa dikatakan virgin island.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi sepinya kunjungan wisatawan ke gili-gili di Lombok Barat salah satunya promosi yang kurang dari pihak pemerintah setempat. Dalam postingan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya menjelajahi 6 gili di Lombok Barat.
Berlayar ke Gili Layar
Berlayar selama satu jam dengan menggunakan perahu nelayan yang kami sewa di Pantai Cemara Lembar membawa kami sampai di Gili Layar. Gili yang sudah lama ingin saya kunjungi. Untuk sampai di Gili Layar, kami harus melewati 8 gili lainnya membuat perjalanan terasa menyenangkan. Angin laut berhembus menyentuh pipi saya, membuat jilbab saya melambai. Sesekali saya menurunkan tangan saya untuk menyentuh air laut. Laut terasa bersahabat tanpa gelombang besar.
Welcome to Gili Layar, begitulah kalimat yang tertulis di ayunan yang ada di pantai Gili Layar. Kalimat sederhana yang menyambut kedatangan saya bersama tiga orang teman dari Jakarta. Sejenak saya duduk di ayunan sambil menatap pasir putih dan birunya laut di hadapan saya.
Air laut sedang surut sehingga saya dapat melihat tumpukan terumbu karang di beberapa titik. Saya berjalan di sepanjang pantai untuk menikmati suasana gili yang sepi. Pasir pantai Gili Layar tidak lembut, tekstur pasir agak kasar dengan campuran terumbu karang yang telah mati. Beberapa ekor kerang kecil berlarian di pantai. Mereka akan segera bersembunyi di balik cangkangnya ketika saya mulai mendekat.
Di depan Gili Layar, terlihat Gili Gede dengan keindahan pasir putihnya. Di sebelah utara Gili Layar, tampak Gili Rengit yang terlihat cukup misterius dengan rerimbunan pepohonan. Saya terus berjalan di sepanjang pantai sambil menyesap udara segar. Gili ini bebas dari polusi karena tidak ada kendaraan bermotor sehingga saya tak perlu khawatir menarik nafas dalam-dalam dan menikmati setiap oksigen yang masuk ke dalam paru-paru saya.
Air yang sedang surut merupakan waktu yang kurang tepat untuk snorkeling. Tetapi kondisi itu membuat saya bisa melihat terumbu karang meski tanpa harus snorkeling. Teman saya mencoba mencari titik yang agak dalam agar dapat snorkeling karena sudah jauh-jauh datang Jakarta. Saya lebih memilih duduk di tepi pantai dan melihat keindahan laut yang terhampar di hadapan saya.
Setelah puas menikmati keindahan Gili Layar, kami menuju restoran untuk mencicipi makanan khas di gili. Menu seafood sudah tentu menjadi andalan di sini. Saya memilih menu sup ikan laut yang segar. Sebelum makanan kami tersaji, saya sempat ngobrol santai dengan seorang pelayan di restoran tersebut. Dia menjelaskan kalau dahulu terumbu karang di sekitar Gili Layar sangat banyak dan beragam. Perubahan iklim akibat global warming menyebabkan beberapa titik terumbu karang mati. Sangat disayangkan kondisi tersebut. Di sekitar Gili Layar, aturan untuk menjaga terumbu karang cukup ketat. Para boat man tidak dibolehkan melepas jangkar sembarangan. Nelayan juga tidak dibolehkan menangkap ikan di titik-titik snorkeling. Wisatawan yang datang juga diingatkan untuk tidak menginjak terumbu karang.
Semilir Angin di Gili Rengit
Perahu yang kami tumpangi bersandar di tepi pantai Gili Rengit. Ombak di tepian gili ini lebih keras dibandingkan dengan di tepian Gili Layar. Dari atas perahu saya bisa melihat kilau kemerahan dari pantai Gili Rengit saat terkena ombak. Dalam hati saya merasa karakter pasir pantai ini mirip dengan Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal dengan Pantai Pink di Lombok Timur.
Tekstur pantai Gili Rengit agak kasar karena bercampur dengan pecahan terumbu karang yang telah mati. Saya merasa sedih melihat karang-karang mati memenuhi sepanjang pantai. Hal ini menandakan betapa ekosistem laut di sekitar gili ini sudah mulai rusak. Hal tersebut bisa jadi diakibatkan oleh penggunaan bahan berbahaya oleh nelayan saat menangkap ikan. Saya menemukan cukup banyak pecahan ganggang merah di sepanjang pantai. Sekilas warna merah muda pasir pantai saat terkena ombak disebabkan oleh pecahan ganggang merah tersebut.
Gili Rengit merupakan salah satu gili yang tak berpenghuni di Lombok Barat. Rimbun pepohonan liar menutupi sehingga saya sulit melihat bagian dalam pulau jika hanya berdiri di dekat pantai. Saya berjalan ke arah barat dan melihat bangunan kosong seperti villa yang belum jadi dan ditinggalkan begitu saja. Ada beberapa gili di sekitar Lombok yang memang sudah dikuasai oleh investor. Memang sangat disayangkan jika pembangunan daerah pariwisata hanya menyisakan onggokan bangunan kosong tak bermanfaat.
Di sebelah barat Gili Rengit terdapat sebuah dermaga yang juga belum sepenuhnya jadi. Saat saya melangkah menuju dermaga tersebut, saya bertemu dengan sepasang suami istri yang sedang memasak pindang ikan teri. Usia mereka saya taksir sekitar 50 tahun. Berdasarkan pengakuan mereka, mereka dibayar 2 juta setiap bulan untuk menjaga bangunan yang belum jadi di Gili Rengit. Jika tidak dijaga, bangunan tersebut bisa dijarah dan diambil bahan-bahan material bangunannya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya tinggal berdua saja di Gili Rengit yang begitu sepi dikelilingi pasir putih dan lautan biru. Romatis sekaligus menakutkan saya rasa, apalagi dengan adanya bangunan kosong dan rimbunan pepohonan.
Dua orang teman saya menaiki dermaga dan terlihat sibuk mengambil foto. Saya jadi tergoda untuk ikut naik dan dari atas dermaga saya dapat melihat keindahan pemandangan di sekeliling kami. Angin sepoi membelai pipi saya yang seolah takjub dengan keindahan yang kami lihat. Di hadapan kami Gili Gede dan Gili Layar terlihat sangat indah. Air laut yang jernih membuat kami dapat melihat segerombolan ikan-ikan yang berenang kesana-kemari. Kami terkejut saat tiba-tiba seekor ikan besar lewat dan menabrak tiang dermaga menimbulkan bunyi yang sangat besar. Kami sontak menengok ke bawah dan takjub melihat ikan besar itu berlalu.
Perairan di sekitar Gili Rengit cukup dalam sehingga tidak cocok untuk berenang ataupun snorkeling bagi pemula. Boat man kami menjelaskan bahwa di sekitar Gili Rengit terdapat beberapa ikan hiu. Mendengarnya saja saya sudah cukup ketakutan. Gili Rengit ini posisinya memang bisa dikatagorikan pulau terluar yang berhadapan dengan Samudera Hindia jadi wajar jika ombak juga cukup besar.
Gili Poh, Pesona Pulau Yang Masih Perawan
Dari kejauhan Gili Poh seperti pasir yang mengambang di tengah lautan biru. Gili ini merupakan pulau terluar di kawasan sekotong Lombok Barat sehingga memiliki mercusuar di tengahnya. Menjejakkan kaki di gili ini membuat saya merasa di negeri antah-barantah. Lost in paradise, begitulah kiranya sensasi yang saya rasakan di gili ini.
Gili Poh bisa dikatakan pulau perawan karena belum tersentuh pembangunan. Hanya ada gubuk kecil dari seorang nelayan yang ada di sini. Saya berjalan menuju ke tengah gili dan melihat padang ialalang hijau yang baru tumbuh. Ketika melihat tanah yang hitam, saya yakin bahwa padang ilalang di gili ini pernah dibakar saat musim kemarau. Sangat disayangkan karena saya membayangkan pemandangan yang sangat indah jika gili ini dipenuhi ilalang yang tinggi. Tapi tak mengapa, sebentar lagi ilalang yang baru tumbuh itu juga akan meninggi dan artinya saya harus kembali lagi ke Gili Poh untuk melihatnya.
Saya berjalan mengelilingi Gili Poh dengan telanjang kaki karena pasir pantainya cukup halus. Saya menemukan beberapa cangkang kerang warna-warni, ada yang berwarna ungu, oranye, putih, dan hitam. Saya bisa melihat terumbu karang di sekitar perairan gili ini. Tidak banyaknya wisatawan yang pernah berkunjung membuat gili ini masih sangat alami dan cukup terjaga. Berjalan mengelilingi Gili Poh membuat saya merasa di dalam scene drama korea atau film holywood.
Saya dan teman saya sangat betah berlama-lama di Gili Poh. Kami duduk di bawah pohon ketapang sambil menikmati debur ombak yang menghempas pantai. Saya harus mendirikan sholat karena waktu ashar telah tiba. Saya mengambil air wudhu dengan air laut yang sangat jernih. Saya sangat berharap gili ini terus terjaga keindahan dan kebersihannya. Saya medirikan dholat di bale-bale yang ada di dekat pantai.
Sial nasib saya saat itu, kaki saya tertusuk oleh mata pancing yang dibiarkan sembarangan oleh nelayan. Di Gili Poh hanya ada satu kakek tua yang sedang memancing ikan di pinggir laut. Saya berpikir kalau mata kail itu adalah miliknya. Saya sempat meringis kesakitan saat berusaha mencabut mata kai tersebut tetapi tidak berhasil. Dengan bantuan boat man, mata kail tersebut tercabut tanpa mengakibatkan rasa sakit. Ternyata melepas mata kail memiliki teknik sendiri, bukan asal cabut. Bertambahlah pelajaran hidup bagi saya. Seusai sholat, dengan berat hati kami meninggalkan Gili Poh karena matahari telah condong ke ufuk barat.
Kemah Seru di Gili Sudak
Jika saya ditanya tentang lokasi kemah yang bagus dengan pemandangan pantai di Pulau Lombok, saya pasti akan menjawab Gili Sudak. Gili ini memang bukan pulau perawan layaknya Gili Poh ataupun Gili Tangkong karena sudah ada villa dan restoran di gili ini, akan tetapi suasana tenang di Gili Sudak sangat cocok untuk kegiatan kemah.
Saya pernah kemah di Gili Sudak bersama teman-teman dari komunitas yang aktif mempromosikan keindahan pariwisata Lombok di media social. Acara kemah yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB ini dilaksanakan di Gili Sudak sebagai salah satu sarana promosi. Keindahan gili-gili di Lombok Barat memang tidak sepopuler gili-gili di Lombok Utara.
Saat itu langit cerah dengan cahaya bulan purnama. Di balik ranting dan daun cemara, cahayanya menemani diskusi kami malam itu. Air laut di sekitar Gili Sudak begitu tenang tanpa riak ombak. Pasir pantai yang putih dan lembut membuat kami leluasa untuk duduk nyaman mesti tanpa menggunakan alas.
Keesokan harinya saya terbangun saat adzan subuh berkumandang dari masjid di seberang gili. Suasana pagi di Gili Sudak begitu tenang. Laut yang memisahkan Gili Sudak dengan Pulau Lombok seolah menjelma kolam renang dengan warna air kehijauan. Saya duduk di pasir pantai sambil menanti matahari terbit dari balik pegunungan.
Setelah selesai sarapan, kami melakukan acara bersih-bersih pantai. Meskipun di gili ini tidak ada rumah penduduk, akan tetapi ada beberapa sampah yang terbawa oleh air laut. Sangat disayangkan ketika masyarakat masih ada yang membuang sampah sembarangan ke sungai karena pasti sampah tersebut akan bermuara ke laut dan terdampar di gili-gili yang ada disekitar Pulau Lombok. Kami juga melakukan transplantasi terumbu karang di sekitar Gili Sudak karena di beberapa titik terumbu karang telah rusak karena nelayan menangkap ikan dan melepas jangkar secara sembarangan. Kini, nelayan dilarang untuk menangkap ikan di sekitar Gili Sudak agar kerusakan tidak semakin parah.
Perairan di sekitar Gili Sudak merupakan ekosistem bagi bintang laut. Di tempat ini kita bisa berenang sambil melihat berbagai jenis bintang laut, ada yang berwarna cokelat dan biru. Banyak orang yang menganggap bintang laut di sekitar gili ini sudah mati dan membawanya ke daratan untuk foto. Hal tersebut tidak dibenarkan karena sebenarnya bintang laut tersebut masih hidup dan bisa mati jika terlalu lama dibawa naik ke permukaan air laut.
Jika anda menyukai permainan air, di Gili Sudak juga tersedia tempat penyewaan kano dan banan boat. Jika sudah lelah, anda bisa memesan makanan di restoran atau sekedar meminum kelapa muda di pinggir pantai. Restoran Nirvana di Gili Sudak mempekejakan sekitar dua belas orang lokal sebagai pelayan maupun tukang masak. Cita rasa lokal dapat anda nikmati di restoran ini.
Pohon Winter Sonata di Gili Nanggu
Anda pernah menonton drama korena dengan judul Winter Sonata? Jika anda pernah menontonnya, anda pasti mengingat scene drama tersebut di tengan pepohonan cantik di korea sana. Banyak orang menganalogikan pepohonan di Gili Sudak mirip dengan pepohonan di scene drama korea tersebut. Hal tersebut membuat saya cukup penasaran dan ingin melihatnya langsung.
Turun dari perahu, saya sama sekali tidak melihat pohon yang orang-orang maksud. Hanya ada pohon cemara di tepi pantai dengan ranting yang rindang. Dimana pohon winter sonata? Di balut rasa penasaran, saya berjalan menuju bagian utara Gili Nanggu. Dari kejauhan saya hanya melihat pohon pandan berduri di tepi pantai. Melewati villa dengan design rumah adat Lombok, saya melihat pohon yang dimaksud.
Dalam bahasa sasak Lombok, saya mengenal pohon tersebut dengan nama Loam Mekah, saya tidak tahu nama pohon tersebut dalam bahasa Indonesia. Saat kecil saya sering memakan buah pohon tersebut karena banyak tumbuh di halaman sekolah saya saat SD. Rasa buahnya manis jika sudah matang dengan bau yang cukup khas. Jenis pohon ini berduri dan sangat tidak dianjurkan untuk berjalan di bawah pohon ini tanpa alas kaki. Setelah hari itu, beberapa kali saya kembali melihat pohon tersebut di Gili Nanggu karena banyak yang meminta ditemani jalan-jalan dan berfoto di sana. Ternyata, hal-hal sepele bisa menjadi daya tarik wistawan untuk datang. Pohon Loam Mekah contohnya.
Gili Nanggu juga merupakan salah satu penangkaran kura-kura di Lombok. Selama ini, wisatawan hanya mengetahui penangkaran kura-kura yang ada di Gili Trawangan Saja. Kura-kura di Gili Nanggu di pelihara selama dua tahun sebelum dilepas ke lautan. Jika terlalu kecil saat dilepas, dikhawatirkan mereka tidak mampu bertahan hidup di lautan. Jika anda ingin melepas kura-kura ke laut dan menamainya dengan nama anda sendiri, anda bisa melakukannya dengan membayar donasi sebesar 150.000 rupiah.
Selain pohon winter sonata dan penangkaran kura-kura, Gili Nanggu juga merupakan salah satu spot snorkeling di Pulau Lombok. Meskipun terumbu karang sudah tidak sebagus dahulu, di sekitar Gili Nanggu terdapat banyak sekali ikan dengan warna-warni yang indah. Anda bisa melihat dinding ikan ataupun ikan nemo yang lucu di antara terumbu karang. Pastikan anda ditemani boat man ataupun guide yang sudah mengetahui spot-spot terbaik untuk snorkeling di Gili Nanggu.
Senja yang Romantis di Gili Kedis
“Welcome to my island.”Seorang wisatawan mancanegara berseloroh saat saya turun dari perahu. Ia dan seorang temannya sedang duduk santai di Gili Kedis. Gili honeymoon, begitulah orang-orang menyebut gili ini karena sering dijadikan destinasi untuk pasangan yang sedang berbulan madu. Ada juga yang menyebutnya gili cinta karena gili ini berbentuk lambang cinta saat difoto dengan menggunakan drone. Apapun sebutannya, saya menjadikan Gili Kedis sebagai salah satu spot terbaik untuk menikmati senja.
Dahulu, sebelum wisata Lombok popular Gili Kedis termasuk gili perawan karena tak ada bangunan apapun. Seiring ramainya wisatawan yang berkunjung, masyarakat membangun toilet. Ada pro dan kontra akan hal tersebut, tetapi hal tersebut tidak lantas mengurangi keindahan Gili Kedis.
Saya berjalan menuju sebelah timur gili dan melihat keindahan terumbu karang yang menyembul dari dalam air laut yang perlahan mulai surut. Seorang kakek tua duduk di dekat perahu yang juga tua sambil menawarkan kulit kerang. Satu kulit kerang besar harganya sepuluh ribu rupiah. Ada juga kulit kerang kecil yang ia rangkai menjadi gelang. Aku terharu melihat kegigihan sang kakek dalam mecari rizki. Memanfaatkan geliat pariwisata, ia tak mau hanya berdiam diri dan hanya menjadi penonton.
Dua orang bocah lelaki dan perempuan berlari di sekitar gili sambil sesekali berteriak histeris saat melihat binatang-binatang laut. Mereka wisatawan asing yang berasal dari Australia. Gili Kedis seolah menjelma laboratorium alam bagi mereka saat itu. Mereka menangkap kerang kecil, bintang laut dan mengamatinya sejenak sebelum mereka melepaskannya kembali ke laut. Sesekali mereka berlari ke arah ibu mereka sambil menceritakan binatang laut yang mereka temui.
Senja mulai turun dengan pendar jingga yang begitu memesona. Dari Gili Kedis, kita bisa melihat senja yang perlahan seolah tenggelam ke dalam samudera. Di pantai terdapat ayunan yang bisa digunakan untuk bersantai sambil menikmati suasana senja yang romantis di Gili Kedis.
Video Pesona Gili Kedis
Keterangan tambahan:
Biaya sewa perahu untuk ke Gili Layar, Gili Poh, dan Gili Rengit Rp.500.000,-
Biaya sewa perahu untuk ke Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Kedis Rp. 300.000,-
Biaya sewa alat snorkeling Rp.50.000,-
Kisaran harga makan di Gili Layar dan Gili Sudak mulai dari Rp.60.000-Rp.100.000/porsi
Tulisan ini buat dalam rangka mengikuti lomba blog yang diadakan oleh Gramedia dengan tema #GramediaHolidaySeason
Selalu ada kisah yang berbeda di setiap senja. Bagaimanapun kondisi saat ia datang menemani hari-hariku, aku selalu menyukainya. Kadang ia bulat sempurna menghadirkan semburat jingga di batas cakrawala. Kadang ia bersembunyi di balik awan yang menggantung di garis batas antara langit dan samudera. Tapi ia selalu memesona dengan keromantisan suasananya.
Salah satu tempat favoritku saat menikmati senja adalah Pantai Selong Belanak. Debur ombak yang menghempas pantai, perahu nelayan, bukit-bukit kecil, dan pasir pantai yang membentang luas menjadi ornamen yang menambah keindahan senja di pantai ini.
Pantai Selong Belanak terkenal sebagai tempat berselancar di Pulau Lombok. Pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Jika senja telah tiba, para wisatawan akan duduk di pasir putih sambil menatap ke arah ufuk barat. Mereka menikmati senja sambil menyeruput kopi khas Lombok atau menyantap jagung bakar.
Tarian Senja Selong Belanak Video
Senja di Selong Belanak begitu berwarna. Para nelayan saling membantu mendorong perahu menuju ke laut. Waktu menangkap ikan telah dimulai saat dunia beranjak temaram. Anak-anak nelayan berlarian di pantai sambil telanjang. Kulit hitam mereka menegaskan bahwa mereka tumbuh bersama sengatan matahari. Ya, mereka anak-anak pesisir yang senantiasa bercengkerama dengan debur ombak dan asinnya air laut.
Aku sudah lima kali menanti senja di pantai Selong Belanak. Ada saat dimana matahari terbenam di antara bukit-bukit kecil nun di sana. Akan tetapi, pada bulan November, aku mendapati matahari terbenam di lautan. Aku begitu bahagia menatap senja yang perlahan hilang seolah tertelan samudera. Di antara perahu-perahu nelayan senja berlalu menyisakan sepenggal cerita yang akan sulit terlupa. Romantisme, harapan, keindahan, kedamaian, kesunyian, bahkan kerapuhan seolah merambat menjalari setiap detik yang ia sisakan bersama rona jingga.
Pantai Selong Belanak terletak di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Dari Kota Mataram, aku membutuhkan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam untuk mencapai pantai ini. Untuk masuk ke area pantai, aku harus membayar biaya 10.000 rupiah saja sudah termasuk biaya parkir. Perjalanan yang aku lewati menuju pantai ini sangat indah karena dihiasi bukit-bukit cantik di sepanjang perjalanan. Aku bisa melihat padi gogo rancah yang ditanam penduduk di lereng-lereng bukit. Sungguh perjalanan yang indah.
Aku suka warna hijau, itulah kenapa aku sangat menyukai pemandangan hutan dan pegunungan. Kalau melihat pemandangan yang hijau, perasaanku jadi terasa segar dan semangatku menjadi menggeliat. Ini memang sangat subyektif, tapi para pecinta warna hijau pasti sangat paham betul akan hal tersebut.
Suatu ketika, aku pernah jalan-jalan dengan seorang teman dari Jakarta. Di hari pertama ia datang ke Pulau Lombok, ia begitu mudah lelah karena kami mengunjungi pantai-pantai. Ia suka tapi tidak sampai exited dan berucap "wow". Akan tetapi, saat kami mengunjungi daerah Sembalun dan Senaru yang terletak di kaki Rinjani, tak henti-hentinya ia berdecak kagum. Tak ada gurat lelah di wajahnya.
Salah satu destinasi wisata Lombok yang sangat cocok untuk pecinta hijau adalah Tebing Kelep. Aku sudah tiga kali jalan-jalan ke Tebing Kelep tapi aku selalu ingin kembali lagi. Tebing Kelep terletak di daerah Senaru Kabupaten Lombok Utara. Destinasi ini baru terkenal sekitar satu tahun terakhir karena lokasinya yang sangat fotogenic.
Tebing Kelep terletak di kebun kopi milik penduduk. Sebuah spot foto yang terbuat dari kayu dengan kapasitas empat orang menjadi magnet bagi para pengunjung untuk datang. Dari spot tersebut anda dapat melihat keindahan air terjun Tiu Kelep yang dikelilingi rimbun pepohonan. Tebing kelep sangat diminati oleh pengunjung terutama saat hari libur sehingga anda harus antri untuk dapat mengambil foto.
Jika anda penikmat kopi, anda bisa menikmati kopi khas Lombok sambil menghirup udara segar di tempat ini. Di sekitar Tebing Kelep, anda bisa melihat pohon kopi, pohon coklat atau kakao, serta pohon avocado milik penduduk. Anda tidak perlu khawatir berlama-lama di tempat ini karena lokasinya aman dan telah tersedia fasilitas umum seperti toilet.
Untuk mencapai lokasi Tebing Kelep, anda harus menggunakan sepeda motor melewati jalan tanah sekitar 15 menit. Jika anda memakai mobil, anda tidak perlu khawatir karena telah tersedia jasa ojek dengan tarif 20.000 rupiah. Jalur yang bisa anda tempuh jika ingin jalan-jalan ke Tebing Kelep yaitu Kota Mataram-Pusuk Lombok Utara-Senaru-Tebing Kelep.
Kamis
(19/10/2017) bertempat di Hotel Puri Indah Kota Mataram, JNE mengadakan acara
bertajuk “JNE Ngajak Online” yang diikuti oleh puluhan owner UKM di wilayah
Kota Mataram. Acara tersebut
menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Pak Taufik mewakili Dinas Perdagangan
Provinsi NTB, Indah Purwanti selaku pemilik Indah Mutiara Lombok mewakili
pengusaha oleh-oleh khas Lombok, dan Dian Afrizal selaku Kepala JNE regional
NTB.
Acara “JNE
Ngajak Online” merupakan rangkaian acara yang diadakan dalam rangka memeriahkan
ulang tahun JNE yang ke-27. Kota Mataram merupakan kota yang ke-18 atau kota
terakhir tempat berlangsungnya acara tersebut. Sebelum di Mataram, “JNE Ngajak
Online” telah diadakan di Tanjung Pandan, Bengkulu, Sorong, Jayapura,
Samarinda, Palangkaraya, Banda Aceh, Jambi, Bontang, Tarakan, Palu, Manado,
Gorontalo, Ambon, Pangkal Pinang, Cilegon, dan Kupang.
Mataram
dipilih menjadi salah satu kota tempat diadakannya acara “JNE Ngajak Online”
karena potensi UKM yang sangat bagus. Setelah semakin terkenalnya pariwisata
Lombok, semakin banyak UKM yang memproduksi berbagai jenis oleh-oleh khas
daerah. Dengan semakin berkembangnya dunia digital, pemasaran oleh-oleh khas
Lombok telah menyentuh pasar nasional maupun internasional. JNE menjadi pilihan
jasa pengiriman yang dilakukan para UKM untyuk mengirim barang kepada para
costumer.
Pertumbuhan
JNE Mataram mulai Januari-September 2017 meningkat 20%-30% dibandingkan dengan
tahun lalu.Dian Afrizal selaku Kepala
JNE regional NTB menjelaskan bahwa pada September 2017 jaringan JNE di Kota
Mataram memiliki 69 titik layanan dan menangani sekitar 7000 shipment setiap
harinya. Dengan jumlah karyawan sebanyak 164 orang, JNE Mataram selalu berusaha
memberikan pelayanan terbaik kepada para pengguna jasa pengirimannya.
Berikut 5 Hal yang Perlu Anda Ketahui
Tentang JNE
1.Jaringan JNE di Seluruh Indonesia memiliki
sekitar 6000 titik layanan mulai dari kota besar hingga tingkat kecamatan.
Banyaknya titik layanan tersebut memberikan kemudahan kepada anda untuk
melakukan pengiriman barang tanpa khawatir barang anda tidak sampai tujuan.
2.Anda bisa memiliki member card (JNE Loyalty
Card) untuk mendapatkan point disetiap pengiriman. Point tersebut dapat anda
tukar dengan berbagai hadiah menarik. Tercatat kurang lebih 42 ribu orang telah
menjadi member JLC di seluruh Indonesia. Jika anda pelaku bisnis UKM yang
sering mengirim barang, ada baiknya menjadi member JLC.
3.Anda tidak perlu repot jika ingin mengetahui
banyak hal seputar JNE karena JNE memiliki akun media social seperti di
twitter, facebook, instagram, youtube, dan linkedin atau anda juga bisa
mengakses websitejne.co.id dan
mendowload aplikasi MY JNE di playstore.
4.JNE melakukan strategi khusus untuk mengantisipasi
peningkatan pengiriman saat Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru dengan menambah
armada serta booking surat muatan udata di seluruh maskapai penerbangan.
5.JNE mendukung UKM dari segi bisnis dengan mebuka
kemitraan dan mendirikan PESONA (Pesanan OlehOleh Nusantara). Pada awalnya
produkproduk PESONA dijual secara online, namun saat ini anda bisa update
informasi produk terkini di pesonanusantara.co.id.
Produk PESONA yang paling banyak dipesan dari Mataram adalah phoenix food,
sambal encim, dan ethic coffe.
Kisah Sukses Indah Mutiara Lombok Bersama JNE
Dalam acara “JNE Ngajak Online”,
Indah Purwanti selaku owner Indah Mutiara Lombok menceritakan kisah suksesnya
berbisnis mutiara Lombok. Ia bercerita bahwa bisnis yang kini telah sukses
tersebut diawali dari nol atau tanpa modal. Pada awal bisnis mutiara, Indah
hanya sebagai dropshipper .
Awalnya Ia menjual mutiara Lombok
secara online melalui facebook. “Jika ada yang beli mutiara Lombok, saya kirim
lewat JNE.” Tutur wanita yang kini
telah sukses memperkenalkan mutiara Lombok hingga ke mancanegara. Indah Mutiara
Lombok sering mengikuti bazaar di luar negeri seperti di Lebanon, Malaysia, dan
Singapura.
Dalam menjalankan bisnis online,
Indah memberikan tips yaitu:
1. Istiqomah
dalam berbisnis. Ia menjelaskan agar pelaku usaha jangan mudah menyerah jika
barang yang diupload di media social tidak mendapat respon dari pembeli. Harus
terus posting agar barang yang dijual bisa menarik perhatian.
2. Para
pelaku bisnis online harus mengetahui trend media social yang sedang booming.
Jika dulu facebook merajai pasar online, saat ini banyak yang beralih ke
instagram.
3. Sediakan
biaya promosi seperti endorse artis atau melakukan give away.
4. Pebisnis
harus pandai mengelola keuangan. Jangan pernah mencampur uang pribadi dengan
modal bisnis. Indah mengatakan bahwa sampai saat ini ia menggunakan sistim gaji
pada dirinya sendiri meskipun ia sebagai owner bisnisnya.
Dukungan Pemerintah NTB kepada para pelaku UKM
Dinas Perdagangan Provinsi NTB
yang diwakili oleh Pak Taufik menyampaikan kepada para peserta “JNE Ngajak
Online” bahwa pemerintan provinsi sangat mendukung berkembangnya UKM. Ia
mendorong agar para pelaku UKM mulai serius menggarap pasar online agar
jangkauan pemasaran lebih luas. “Para pengrajin harus memiki otak bisnis agar
bisa mendapat keuntungan yang lebih besar,” jelasnya.
Kita tidak bisa memungkiri selama
ini para pengrajin atau produsen oleh-oleh khas Lombok mendapat untung sedikit
karena mengandalkan pemasran hanya kepada reseller atau toko oleh-oleh. Sebagai
bentuk dukungan terhadap UKM dan seller online, Pemerintah Provinsi NTB telah
melauncing ishopntb.com. Website
tersebut untuk membantu memasarkan berbagai produk
daerah NTB .
"Jangan patah semangat. Harus punya kemauan yang tinggi. Jangan pernah gengsi. Fokus di satu bidang usaha. Modal uang bukanlah yang utama jika punya keinginan tinggi dan tidak mudah menyerah." Kalimat tersebut adalah pesan dari Ibu Wagini kepada siapapun yang sedang merintis usaha di bidang kuliner.
Pada hari Jum'at (06/10/2017) saya dan sebelas orang blogger lainnya mendapat kesempatan untuk mengunjungi usaha catering Bu Kus yang dimiliki oleh Ibu Wagini. Saya terkesima melihat deretan piagam penghargaan yang memenuhi dinding rumahnya. Ada sebuah piala yang diletakkan di atas lemari kaca berderet dengan piagam dan sebuah boneka dari negeri sakura. Usaha catering ini terpilih sebagai UMKM mandiri kerajinan terbaik dalam ajang YDBA award tahun 2017 di Jakarta dan mengantar Ibu Wagini belajar selama dua Minggu ke Jepang.
Prestasi-prestasi yang diraih tidak terlepas dari usaha dan kerja keras Ibu Wagini dalam menjalankan usahanya. Usaha yang dirintis pada tahun 2009 hanya dengan modal awal 200 ribu rupiah saja. Awalnya, ia berjualan rawon dan lontong sayur di Jalan Udayana Kota Mataram. Pada tahun 2010, ia dipilih oleh Dinas Koperasi untuk belajar tentang bisnis kuliner ke Thailand.
Usaha catering Ibu Wagini mulai pada tahun 2011. Kini, perempuan yang sebenarnya lulusan Fakultas Hukum dan pernah menjadi seorang pengacara ini telah memiliki 9 orang karyawan tetap dan 25-30 orang pekerja tidak tetap. Usaha cateringnya bisa melayani 2000 porsi setiap hari. Tentu bukan hal yang mudah menjadi pengusaha kuliner ditengah persaingan yang sangat tinggi saat ini.
Ibu Wagini selalu menekankan quality control pada usahanya. Ia tak pernah berhenti berinovasi pada pelayanan dan tentu inovasi menu sajian makanan. Ia mencontohkan tentang kasus piring kotor dalam acara-acara pesta. Ia berinovasi dengan membuat keranjang piring kotor yang bagus dengan hiasan bunga agar orang-orang tertarik dan tidak melepas piring kotor sembarangan. Inovasi tersebut mendapat respon positif dari para klien.
Kesuksesan usahanya catering Bu Kus juga tidak terlepas dari loyalitas para pekerjanya. Saya sempat berbincang dengan salah seorang pekerja yang telah bekerja selama empat tahun. Pekerja tersebut mengatakan bahwa Ibu Wagini tidak pernah memperlakukan para pekerja seperti bawahan tetapi selalu memperlakukan mereka layaknya saudara.
Saat ditanya tentang peran pendampingan dari YDBA, Ibu Wagini menjelaskan bahwa ia merasa sangat terbantu dengan pendampingan tersebut. YDBA sering melakukan pelatihan terkait quality kontrol, pembukuan, pengelolaan keuangan, pemasaran, dan mendampingi usahanya menjadi UKM mandiri. Kunjungan kami ke usaha catering Bu Kus ditutup manis dengan suguhan makanan yang sangat menggugah selera. Saya mencicipi soto dan sate yang rasanya sangat enak.
Selanjutnya kami menuju kantor PPKP untuk mengikuti acara kick off sektor unggulan UKM kuliner LPB Mataram. Dalam sambutannya, Pak Hendry C Widjaja menyampaikan alasan pendampingan bidang kuliner di Mataram tidak terlepas dari potensi pasar. Kemajuan pariwisata di Pulau Lombok membutuhkan banyak kuliner khas daerah sebagai oleh-oleh. YDBA melihat peluang pasar yang potensial tersebut dan membina 35 UKM kuliner di Kota Mataram.
Dalam acara tersebut, Pak Hendry menjelaskan kepada para pelaku UKM kuliner tentang program-program pendampingan yang dilakukan YDBA di daerah-daerah lain di Indonesia. Ada kisah sukses petani padi organik di Kalimantan. Ada juga kisah sukses pengusaha wajan dari bahan aluminium bekas di Jawa. Ia juga bercerita tentang berbagai macam tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UKM. Contohnya adalah dinamika UKM tenun di Sumatera Selatan.
Dalam kesempatan tersebut Pak Hendry juga menyampaikan betapa pentingnya para pelaku UKM membentuk sebuah koperasi. Ia menyampaikan sebuah pesan phylosofis "Jika kita ingin berjalan cepat makan berjalanlah sendiri, tapi jika kita ingin berjalan jauh maka berjalanlah bersama-sama". Saat ini, UKM kuliner yang menjadi mitra LPB Mataram telah tergabung dalam koperasi serba usaha (KSU) cabe rawit.
Acara ditutup dengan penandatanganan program sektor unggulan oleh Pak Hendry selaku ketua YDBA, ketua LPB, dan perwakilan dari UKM. Semoga UKM kuliner di Mataram semakin sukses dan berkembang agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Beberapa contoh produk UKM kuliner yang tergabung dalam KSU Cabe Rawit