Sabtu, 07 Oktober 2017

Sukses UKM Kuliner di Kota Mataram Bersama YDBA


"Jangan patah semangat. Harus punya kemauan yang tinggi. Jangan pernah gengsi. Fokus di satu bidang usaha. Modal uang bukanlah yang utama jika punya keinginan tinggi dan tidak mudah menyerah." Kalimat tersebut adalah pesan dari Ibu Wagini kepada siapapun yang sedang merintis usaha di bidang kuliner. 





Pada hari Jum'at (06/10/2017) saya dan sebelas orang blogger lainnya mendapat kesempatan untuk mengunjungi usaha catering Bu Kus yang dimiliki oleh Ibu Wagini. Saya terkesima melihat deretan piagam penghargaan yang memenuhi dinding rumahnya. Ada sebuah piala yang diletakkan di atas lemari kaca berderet dengan piagam dan sebuah boneka dari negeri sakura. Usaha catering ini terpilih sebagai UMKM mandiri kerajinan terbaik dalam ajang YDBA award tahun 2017 di Jakarta dan mengantar Ibu Wagini belajar selama dua Minggu ke Jepang.

Prestasi-prestasi yang diraih tidak terlepas dari usaha dan kerja keras Ibu Wagini dalam menjalankan usahanya. Usaha yang dirintis pada tahun 2009 hanya dengan modal awal 200 ribu rupiah saja. Awalnya, ia berjualan rawon dan lontong sayur di Jalan Udayana Kota Mataram. Pada tahun 2010, ia dipilih oleh Dinas Koperasi untuk belajar tentang bisnis kuliner ke Thailand. 


Usaha catering Ibu Wagini mulai pada tahun 2011. Kini, perempuan yang sebenarnya lulusan Fakultas Hukum dan pernah menjadi seorang pengacara ini telah memiliki 9 orang karyawan tetap dan 25-30 orang pekerja tidak tetap. Usaha cateringnya bisa melayani 2000 porsi setiap hari. Tentu bukan hal yang mudah menjadi pengusaha kuliner ditengah persaingan yang sangat tinggi saat ini. 

Ibu Wagini selalu menekankan quality control pada usahanya. Ia tak pernah berhenti berinovasi pada pelayanan dan tentu inovasi menu sajian makanan. Ia mencontohkan tentang kasus piring kotor dalam acara-acara pesta. Ia berinovasi dengan membuat keranjang piring kotor yang bagus dengan hiasan bunga agar orang-orang tertarik dan tidak melepas piring kotor sembarangan. Inovasi tersebut mendapat respon positif dari para klien.

Kesuksesan usahanya catering Bu Kus juga tidak terlepas dari loyalitas para pekerjanya. Saya sempat berbincang dengan salah seorang pekerja yang telah bekerja selama empat tahun. Pekerja tersebut mengatakan bahwa Ibu Wagini tidak pernah memperlakukan para pekerja seperti bawahan tetapi selalu memperlakukan mereka layaknya saudara. 



Saat ditanya tentang peran pendampingan dari YDBA, Ibu Wagini menjelaskan bahwa ia merasa sangat terbantu dengan pendampingan tersebut. YDBA sering melakukan pelatihan terkait quality kontrol, pembukuan, pengelolaan keuangan, pemasaran, dan mendampingi usahanya menjadi UKM mandiri. Kunjungan kami ke usaha catering Bu Kus ditutup manis dengan suguhan makanan yang sangat menggugah selera. Saya mencicipi soto dan sate yang rasanya sangat enak. 

Selanjutnya kami menuju kantor PPKP untuk mengikuti acara kick off sektor unggulan UKM kuliner LPB Mataram. Dalam sambutannya, Pak Hendry C Widjaja menyampaikan alasan pendampingan bidang kuliner di Mataram tidak terlepas dari potensi pasar. Kemajuan pariwisata di Pulau Lombok membutuhkan banyak kuliner khas daerah sebagai oleh-oleh. YDBA melihat peluang pasar yang potensial tersebut dan membina 35 UKM kuliner di Kota Mataram.


Dalam acara tersebut, Pak Hendry menjelaskan kepada para pelaku UKM kuliner tentang program-program pendampingan yang dilakukan YDBA di daerah-daerah lain di Indonesia. Ada kisah sukses petani padi organik di Kalimantan. Ada juga kisah sukses pengusaha wajan dari bahan aluminium bekas di Jawa. Ia juga bercerita tentang berbagai macam tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UKM. Contohnya adalah dinamika UKM tenun di Sumatera Selatan.

Dalam kesempatan tersebut Pak Hendry juga menyampaikan betapa pentingnya para pelaku UKM membentuk sebuah koperasi. Ia menyampaikan sebuah pesan phylosofis "Jika kita ingin berjalan cepat makan berjalanlah sendiri, tapi jika kita ingin berjalan jauh maka berjalanlah bersama-sama". Saat ini, UKM kuliner yang menjadi mitra LPB Mataram telah tergabung dalam koperasi serba usaha (KSU) cabe rawit. 


Acara ditutup dengan penandatanganan program sektor unggulan oleh Pak Hendry selaku ketua YDBA, ketua LPB, dan perwakilan dari UKM. Semoga UKM kuliner di Mataram semakin sukses dan berkembang agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa contoh produk UKM kuliner yang tergabung dalam KSU Cabe Rawit