Aku seolah menelan bintang.
Sinarnya penuhi seluruh aku.
Lantas aku tersenyum bahagia meski panasnya membakar.
Aku ingin merasakan bahagia ini selamanya.
Meski setiap sinar pasti akan redup disuatu masa.
Tapi bersamamu, ia akan tetap benderang. Selamanya.
Aku cinta kau, bintangku.
Tanpalilin
Pagi itu, aku mengendarai motor dengan perasaan bahagia. Setiap perjalanan selalu menghadirkan cerita yang berbeda, apalagi kala itu aku akan melakukan perjalanan dengan orang-orang baru. Tak pernah bertemu sebelumnya, hanya say hallo sesekali di beranda fb tak membuatku khawatir melakukan perjalanan dengan mereka. "Jalan-jalan", kata yang kini booming seolah menyatukan langkah kami pagi itu.
"Kaktus ya?", sapa lelaki berkaca mata dari atas motornya. Lantas aku menganggukkan kepalaku sebagai tanda mengiyakan pertanyaan tersebut. Hari itu aku bertemu enam orang teman baru dan satu orang teman lama yang entah sekian tahun tak pernah bertemu. Begitulah perjalanan selalu mengajarkanku tentang banyak hal termasuk bertemu dengan orang-orang baru dalam hidupku.
Sekitar satu jam perjalanan, kami sampai di sebuah pelabuhan yang dipenuhi perahu nelayan. Anak-anak kecil telanjang dada melompat bahagia ke dalam laut. Mereka seolah tak peduli dengan hiruk pikuk dunia di luar sana. Aku selalu suka melihat keceriaan yang begitu natural dari anak-anak tanpa dosa. Waktu seolah terhenti dan berbisik di telingaku " Jangan lupa bahagia, Ema".
Pelabuhan Tanjung Luar, terletak di Keruak, Lombok Timur kini ramai oleh wisatawan. Dulunya pelabuhan ini hanya di gunakan oleh para nelayan, tapi setelah keindahan Gili di Lombok Timur terexpose, pelabuhan ini seolah memiliki geliat baru. Ada yang berbeda kini dari kehidupan para nelayan di daerah ini. Perahu-perahu yang mengangkut para wisatawan memiliki tarif sewa tak sedikit. Sekitar 500 ribu hingga satu juta rupiah menjadi angka yang lumayan merogoh kocek bagi wisatawan ala bacpacker dengan kantong tipis. Tapi bukan pejalan namanya jika tak punya akal, share biaya menjadi pilihan yang tepat untuk bisa menjelajah gili-gili di Lombok timur.
Gili pasir akan muncul ke permukaan laut saat air surut dan menghilang saat air pasang. Di sekitar Gili Pasir terdapat banyak bintang laut dan aneka fauna lainnya. Akan tetapi, tempat ini tidak cocok untuk snorkeling karena terdapat banyak sekali bulu babi yang sangat berbahaya. Di dekat Gili Pasir terdapat gili lain yang tak berpenghuni yaitu Gili Kere, atau Gili Ular, atau disebut juga Gili Kali Bumbung.
Aku sangat bahagia menikmati keindahan Gili Pasir. Berdiri di tengah gundukan pasir sambil melihat sekitar membuatku seolah sedang terdampar di negeri entah. Tapi, aku masih berdiri di Lombok. Pulau tempat aku lahir dan dibesarkan. Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?.
NB: Jika ingin mengunjungi Gili Pasir dan Gili lainnya di Lombok Timur lihat Paket Wisata Pantai Pink