Pulau Lombok memiliki beberapa destinasi wisata yang layak disebut surga tersembunyi seperti Pantai Telawas, Pantai Munah, Pantai Segui, Pantai Tunaq, Air Terjun Tiu Sekeper, Air Terjun Mangku Sakti, Mangku Kodeq, dan Kuda Sembrani. Menikmati perjalanan menuju destinasi-destinasi tersebut mengahdirkan kenangan perjalanan yang sangat membekas dalam ingatan saya. Keindahan pemandangan berbalut keseruan perjalanan yang penuh tantangan.
Dari semua kisah perjalanan saya mengunjungi surga tersembunyi di Pulau Lombok, perjalanan yang paling berkesan adalah saat jalan-jalan ke Air Terjun Mangku Sakti, Mangku Kodeq, dan Kuda Sembrani. Ketiga air terjun ini terletak di dalam hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tepatnya di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Dari Kota Mataram saya dan dua orang kawan dari Jakarta mengunjung air terjun yang namanya baru booming di Pulau Lombok ini. Kami membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan untuk sampai di pintu tempat pembelian karcis. Harga karcis saat itu cukup murah yaitu 7.000 rupiah/ orang untuk wisatawan lokal. Perjalanan menantang dimuali pada titik ini. Jalan yang harus kami lewati tidak bisa dilalui dengan menggunakan mobil, kami harus menggunakan jasa ojek. Tarif ojek cukup mahal, pada awalnya mereka menyebut tarif Rp. 100.000. Setelah drama tawar menawar yang cukup alot, akhirnya disepakati tarif ojek sebesar Rp. 70.000. Ojek juga bisa merangkap sebagai guide lokal dengan menambah biaya guide sebesar Rp. 50.000. Jika ditotal, biaya yang harus kami keluarkan cukup mahal untuk tarif wisatawan lokal, akan tetapi harga tersebut malah menambah rasa penasaran dalam hati saya.
"Seindah apakah Air terjun di ujung perjalanan ini?" Begitulah pertanyaan yang memenuhi hati dan pikiran saya. Jalan yang harus kami lalui sangat buruk dan membuat saya sangat khawatir. Jalan tanah berbatu dan banyak tanjakan yang berkelok cukup tajam membuat perjalanan terasa sangat menantang. Tiba-tiba motor yang saya tumpangi mogok. Dua orang teman saya sudah melaju cukup jauh. Tidak ada sinyal internet. Suasana hutan sepi. Lengkap sudah suasana tersebut membuat saya hampir saja menyerah. Pak Indrawan selaku ojek saya berusaha menenangkan sambil terus mencoba menghidupkan motor. Beruntung sekali rasanya saat motor sudah bisa hidup kembali sehingga kami bisa melanjutkan perjalanan.
"Kenapa jalan ini buruk sekali ya pak? Apakah tidak ada perbaikan jalan dari pemerintah? Kalau begini kan bisa berbahaya buat wisatawan yang berkunjung." Saya mulai cerewet melihat kondisi jalan yang kami lewati. "Jalan ini awalnya dibuat oleh swadaya masyarakat. Kami mengeraskan jalan di beberapa titik dengan dana dari pembelian karcis masuk. Akan tetapi, setelah air terjun Mangku Sakti, Mangku Kodeq, dan Kuda Sembrani tekenal, pihak Taman Nasional Gunung Rinjani mengambil alih uang pembelian karcis. Setelah itu, masyarakat tidak mau lagi memperbaiki jalan ini. Sekarang kita tunggu saja TNGR yang memperbaiki jalan." Penjelasan Pak Indrawan membuat saya paham. Saya berharap suatu saat pihak TNGR memperbaiki jalan tersebut agar lebih layak untuk dilewati wisatawan. Setelah sekitar 45 menit, akhirnya kami sampai di tempat parkir motor tempat teman saya menunggu.
Dari tempat parkir, kami harus tracking melewati hutan sekitar 20 menit. Track yang kami lewati tidak terlalu ekstrim, hanya jalan landai dan sesekali menurun. Sesekali saya mendengar suara burung hutan dan suara kawanan monyet yang melompat di pepohonan. Kami juga melewati bebatuan yang menurut Pak Indrawan merupakan bebatuan sisa letusan Gunung Samalas pada tahun 1257. Saya memperhatikan kontur bebatuan hitam tersebut dan sangat takjub dengan pemandangan yang saya lihat. Berhektar-hektar bebatuan hitam memenuhi wilayah ini. Pohon-pohon asam kerdil bisa tumbuh di atas bebatuan tersebut. Berpegangan pada akar-akar pohon kami turun menuju sungai yang menjadi aliran dari Air terjun Mangku Sakti.
Konon pada zaman dahulu ada seorang pertapa tua yang bertapa di Air Terjun ini. Mangku merupakan sebutan untuk seorang tetua adat yang dihormati di Desa Sajang. Mangku ini sifatnya turun temurun hingga saat ini dan memimpin acara-acara ritual adat di Sembalun.
Air Terjun Mangku Sakti memiliki debit air cukup besar dengan ketinggian sekitar 40 meter. Air terjun ini terbentuk dari aliran sungai dengan hulu Danau Segara Anak Rinjani. Air terjun ini warnanya berubah-ubah sesuai aktivitas dari Gunung Rinjani. Kadang airnya berwarna tosca yang artinya kandungan belerang di dalam air sedang tinggi. Akan tetapi, bila kandungan belerang sedang rendah airnya akan jernih dan agak hijau. Jika musim hujan, air terjun ini akan keruh karena airnya bercampur lumpur yang disebabkan oleh erosi.
Mandi dan berendam di Air Terjun Mangku Sakti dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit karena adanya kandungan belerang. Akan tetapi, pengunjung tidak dibolehkan untuk berenang terlalu dekat dengan posisi jatuhnya air terjun karena arusnya cukup keras. Jika anda mandi di air terjun ini, jangan sembarangan menaruh pakaian di atas bebatuan karena bisa terkena duri pohon bebie (nama pohon dalam bahasa sasak Lombok) yang menyebabkan gatal-gatal. Setelah puas menikmati keindahan Air Terjun Sakti, kami melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Mangku Kodeq.
Kodeq dalam bahasa sasak Lombok berarti kecil. Air terjun ini memang tidak terlalu besar, ketinggian airnya sekitar dua sampai tiga meter saja. Walaupun kecil, jangan pernah meremehkan air terjun ini karena Mangku Kodeq pernah menelan korban jiwa. Seorang wisatawan asal Jakarta meninggal di air terjun ini karena tenggelam akibat pusaran air yang sangat kuat.
Air Terjun Mangku Kodeq tersembunyi di balik dinding bebatuan yang sangat eksotis. Untuk bisa melihat ait terjun ini, kami harus berjalan melewati sungai yang diapit oleh dinding bebatuan sekitar 25 meter. Saat berada di dalam sungai tersebut, saya merasakan sensasi petualangan yang sangat berbeda. Air sungai tersebut tidak terlalu dalam, hanya sampai pinggang saya. Kami harus ekstra hati-hati karena di dasar sungai terdapat bebatuan yang cukup licin dan membuat kaki sakit.
Tidak banyak wisatawan yang mengunjungi Air Terjun Kuda Sembrani karena biasanya mereka cukup puas dengan keindahan Mangku Sakti dan Mangku Kodek. Rasa penasaran saya harus saya tuntaskan sehingga saya melanjutkan perjalanan menuju air terjun tersebut.
Track menuju Air Terjun Kuda Sembrani cukup melelahkan karena kami harus melewati bebatuan yang besar. Saya harus berpegangan pada akar-akar pohon agar tidak terjatuh. Suasana track agak mistis kalau menurut saya karena jarang dilalui. Semak-semak sedikit menutupi jalan setapak yang kami lalui. Air Terjun Kuda Sembrani membentuk aliran berkelok yang mirip dengan Mangku Kodeq. Aliran airnya membentuk kolam kecil yang bisa digunakan untuk berenang bagi pengunjung.
Petualangan hari itu sangat memuaskan. Meskipun harus melewati jalan yang buruk, suatu saat saya ingin kembali menikmati keindahan ketiga air terjun tersebut. Dari semua air terjun di Pulau Lombok yang pernah saya kunjungi, ketiga air terjun ini yang paling berkesan bagi saya. Keindahan air terjun berbalut eksotisme bebatuan yang tidak saya temukan di air terjun lainnya.
Jika anda penasaran dengan keindahan Air Terjun Mangku Sakti, Mangku Kodeq, dan Kuda Sembrani, anda bisa langsung pesan tiket menuju Lombok.
Dari Bandara Internasional Lombok, anda dapat menempuh rute : Bandara Internasional Lombok - Sembalun - Desa Sajang - Tempat Pembelian Karcis - Air Terjun Mangku Sakti - Mangku Kodeq- Kuda Sembrani.
Video Perjalanan Ke Mangku Sakti, Mangku Kodeq, dan Kuda Sembrani
Tips Mengunjungi Air Tejun Mangku Sakti, Mangku Kodeq, Kuda Sembrani
1. Hindari mengunjungi air terjun saat musim hujan karena jalan akan sangat licin dan hampir tidak mungkin untuk dilalui. Selain itu, air terjun akan keruh dan rentan terjadi banjir.
2. Sangat disarankan untuk memakai jasa ojek walaupun anda datang ke Sajang menggunakan motor. Jalan yang buruk membutuhkan keahlian dalam memilih jalan. Kalau tidak biasa, akan sangat berbahaya terutama saat melewati tanjakan. Ojek juga bisa merangkap guide lokal agar perjalanan lebih aman dan nyaman karena melewati hutan yang sangat sepi.
3. Jangan lupa membawa makanan dan minuman karena tidak ada penjual di sekitar air terjun.
4. Jika ingin ke Mangku Kodeq, jangan coba-coba berenang tanpa ditemani guide karena akan sangat berbahaya.
Estimasi Biaya Yang Diperlukan
Sewa mobil avanza include BBM dan driver Rp.600.000
Karcis masuk Rp. 7000/ orang
Biaya Ojek Rp. 70.000/ojek
Biaya guide lokal Rp. 50.000/ guide
11 komentar
Tulisannya Lengkap, dbest lah buat Panduan yang mau berwisata ke tiga tempat diatas.
Hopefully someday Bisa kesitu.. hehe
Ayok kesana...saya mau difoto sama fotografer profesional...hehehe
Akses kesana emang masih terbilang belum bagus, mulai dari gerbang sampai lokasi. Namun semuanya akan terbayar lunas, dengan suguhan pemandangan yang begitu eksotis dari ketiga air terjun tersebut.
Yaps....sampai lupa kalau motor ojek sempat mogok...hahaha
Wow mantap jiwa.... Keindahan alam Lombok memang tidak ada habisnya.
Sy suke sy suke sy suke....
Wow mantap jiwa.... Keindahan alam Lombok memang tidak ada habisnya.
Sy suke sy suke sy suke....
iya nih g habis2in untuk diexplore keindahan Lombok 😊😊😊
Oo.. ini ya yang waktu itu kakak ceritain itu. hehhe.. Nyari yang tersembunyi2...
Bagus Kak,, semoga ada kesempatan buat ke sini.
ayok klo ke Lombok lagi kita berpetualang....bawa motor cowok...hahaha
Eaaa, pengen ke sini, tapi blm ada temen euy
belum ada temen atau sibuk nih...hehehe