Selasa, 27 Juni 2017

Pesona Khazanah Ramadhan di Masjid Hubbul Wathan Lombok


Malam itu terasa begitu syahdu dengan lantunan ayat suci Al-qur'an yang dibaca oleh Syeikh Ahmad Jalal Abdullah Yahya yang berasal dari Yordania sebagai imam sholat tarawih di Masjid Hubbul Wathan Lombok. Sesekali ia membacanya dengan suara terbata diiringi isak tangis yang membuat air mataku tak tertahan lagi. Ramadhan kali ini terasa begitu dalam menyentuh relung kalbu masyarakat Lombok. Masjid Hubbul Wathan selalu penuh setiap malammya oleh jama'ah.

Diperkirakan ribuan orang selalu datang untuk mengikuti shalat tarawih bersama imam-imam yang berasal dari luar negeri. Mereka adalah Prof. Dr. Syeikh Khalid Barakat (Lebanon), Syeikh Ezzat eL-Sayyed (Mesir), Syeikh Mouad Douaik (Maroko), dan Syeikh Ahmad Jalal Abdullah Yahya (Yordania).

Di sepuluh malam terakhir, Islamic Center Lombok semakin penuh oleh masyarakat yang melakukan i'tikaf. Banyaknya jama'ah membuatku mengingat hiruk pikuk suasana MTQ di masjid itu tahun 2016 yang lalu. Ya, sejak peresmiannya, Islamic Center Lombok selalu dipenuhi oleh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Lombok. Terpilihnya Pulau Lombok sebagai destinasi wisata halal dunia tidak luput dari komitmen pemerintah dalam melakukan berbagai macam promosi.

Di tahun 2017 ini pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat bekerjasama dengan Republika menggelar acara yang bertajuk Kampung Khazanah Ramadhan. Acara ini berlangsung pada tanggal 25 Mei hingga tanggal 25 Juni 2017 dan mengahdirkan berbagai acara yang sangat menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang menikmati ramadhan di Lombok.



Melewati Jalan Langko Kota Mataram kita akan merasakan kemeriahan suasana kampung khazanah ramadhan dengan adanya lampion warna-warni dengan hiasan kaligrafi. Warna-warni yang menghiasi hingga Islamic Center tersebut menegaskan betapa masyarakat Lombok mampu hidup indah dalam suasana kebhinekaan. Lampion-lampion tersebut dipasang oleh organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) di Kota Mataram. Di tengah maraknya isu intoleransi di Indonesia, suasana ramadhan di Lombok mampu menepis isu tersebut dengan tindakan nyata yang begitu indah dan mendamaikan.

Ketika aku mengendarai motor di malam hari saat menuju Islamic Center, aku dengan sengaja memelankan laju motorku agar bisa menikmati suasana itu. Sungguh hatiku merasakan kebahagiaan dan dari lubuk hati terdalam berdo'a agar toleransi antar umat beragama di NTB tetap terjalin indah.


Kemeriahan acara khazanah ramadhan begitu terasa saat aku memasuki gerbang Islamic Center. Aku sangat sering mengunjungi Islamic Center sebelumnya, tetapi ramadhan kali ini suasana Islamic Center terasa begitu berbeda. Aku takjub begitu melihat area parkir yang begitu luas penuh oleh kendaraan.

Gema lantunan ayat suci Al-qur'an begitu menggetarkan hati setiap pendengarnya. Di pelataran masjid sebelah timur terpajang kaligrafi-kaligrafi indah karya para peserta lomba. Aku terus meyusuri lorong sebelah selatan dan melihat foto-foto suasana keisalaman di Pulau Lombok dan Sumbawa. Aku selalu suka melihat pameran fotografi terutama saat objek fotonya adalah budaya dan bangunan masjid kuno.


Langit Kota Mataram diselimuti mendung. Gerimis mulai turun membuat suasana semakin syahdu dan khusyuk. Genangan air di pelataran Masjid Hubbul Wathan membuat refleksi bangunan masjid yang terlihat sangat indah. Aku melangkah memasuki masjid bagian selatan dan melihat bazar buku. Buku selalu menjadi candu buatku apalagi jika melihat tulisan diskon di keterangan harga. Selama acara khazanah ramadhan banyak buku-buku terbitan Republika yang bisa kita beli dengan harga yang sangat menggiurkan.

Sebuah upaya yang sangat bagus dari pemerintah provinsi NTB dan Republika dalam meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat. Seperti kita ketahui bersama, di zaman serba online saat ini masyarakat lebih banyak berselancar di media sosial daripada membaca buku. Aku berharap bazar buku seperti itu bisa dilaksanakan secara rutin dan berkala.



Selain bazar buku, ada juga acara takshow bersama penulis nasional yaitu Habiburrahman El Shirazy dan Tere Liye. Aku jadi teringat pertemuan dengan kedua penulis tersebut di tahun 2015. Habiburrahman El Shirazy merupakan sahabat dari Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) sejak kuliah di Mesir. Kang Abik memiliki banyak sekali penggemar di Pulau Lombok. Wajar saja jika kehadiran beliau di acara pesona khazanah ramadhan di Islamic Center begitu menyedot perhatian banyak orang.

Banyak penggemar yang datang untuk mendengar sharing pengalaman beliau di dunia kepenulisan. Ada juga yang datang dengan membawa setumpuk buku untuk ditandatangani. Jika Kang Abik bersahabat dengan Tuan Guru Bajang, Tere Liye merupakan penulis yang karya-karyanya sangat disukai oleh putri TGB. Karya Tere Liye yang beberapa kali mengangkat setting lokasi di wilayah NTB seperti Gili Trawangan, Gunung Rinjani dan Pulau Bungin di Sumbawa. Seperti Kang Abik, Tere Liye juga memiliki banyak sekali penggemar di NTB. Seingatku kedatangan Tere Liye pada acara pesona khazanah ramadan merupakan kunjungan ketiga kalinya di Pulau Lombok.


Di samping tempat bazar buku terdapat pameran replika pedang Nabi Muhammad saw dan para sahabat. Dengan membayar infaq seikhlasnya, masyarakat bisa melihat dan mempelajari benda-benda yang sangat bersejarah dalam perkembangan agama islam tersebut. Entah mengapa ada rasa haru saat aku melihat benda-benda tersebut. Aku seolah dapat merasakan bagaimana Rasulullah saw berjuang dalam dakwah islam di zamannya. Perhatianku tertuju pada pedang Al-ma'thur yang merupakan pedang kesayangan Rasulullah saw.


Pedang Al-ma'thur memiliki tinggi sekitar 120 cm dan dalam sejarahnya Rasulullah saw sudah menggunakan pedang tersebut sejak usia beliau 15 tahun. Rasulullah saw membawa pedang tersebut saat berhijrah ke Madinah. Selama ini aku sangat suka membaca sejarah dakwah Rasulullah saw bersama sejarah perang yang ia jalani dalam perjuangan dakwahnya.

Melihat pedang Al-ma'thur, aku seolah kembali ke dalam lembaran buku-buku sejarah tersebut dan menyaksikan bagaimana dengan gagahnya Rasulullah memenangkan perang Badar dan perang-perang lainnya. Acara pameran replika pedang nabi dan para sahabatnya sangat berkesan bagiku karena selain menambah pengetahuan juga menambah kecintaanku kepada Rasulullah saw dan sunnahnya.

Aku melangkah menuju halaman sebelah barat Islamic Center tempat digelarnya bazar khazanah ramadhan. Pemerintah provinsi NTB menyediakan stand bazar kerajinan dan kuliner. Para pengunjung dapat menikmati aneka makanan khas Lombok seperti pelecing kangkung dan sate bulayak di stand kuliner. Saat sore hari, aneka panganan untuk berbuka juga dapat masyarakat beli di bazar kuliner tersebut.

Aku tertarik untuk masuk ke stand bazar craft tapi agak sedikit kecewa karena saat itu stand bazar didominasi penjual pakaian muslim. Aku berpikir bahwa akan lebih menarik jika stand bazar craft diisi oleh penjual kerajianan tangan khas Lombok seperti gerabah, mutiara, anyaman rotan, aneka kain tenun Lombok.




Aku sempat berbincang dengan Ibu Sari, salah seorang penjual busana muslim untuk anak-anak. Ia mengaku dapat meraup omset sekitar seratus ribu hingga sejuta rupiah dalam sehari. Ia sangat berharap agar acara-acara seperti ini sering digelar oleh pemerintah karena dapat menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Senada dengan Ibu Sari, salah seorang penjual mainan anak-anak beranama Pak Andi juga mengaku sangat terbantu dengan adanya event pesona khazanah ramadhan ini. Ia dapat meraup omset seratus ribu hingga tiga ratus ribu dalam sehari.

Angka tersebut cukup sulit ia dapatkan di hari-hari biasa. Untuk mendukung para pebisnis di NTB, pesona khazanah ramadan juga menyelenggarakan talkshow bersama pebisnis muda yaitu Sally Giovani. Pemilik bisnis batik trusmi tersebut berbagi pengalaman bisnis kepada masyarakat NTB. Malam semakin larut, aku pulang meninggalkan gemerlap lampu warna-warni Masjid Hubbul Wathan. Aku masih menyimpan rasa penasaran karena belum menaiki menara 99 atau menara asma'ul husna.


Keesokan harinya aku kembali mengunjungi kampung pesona khazanah ramadhan. Aku langsung menuju ke loket pembelian karcis untuk menaiki menara asma'ul husna. Dengan membayar karcis seharga lima ribu rupiah aku langsung memasuki lift ditemani oleh Pak Sadam selaku petugas. Menara asma'ul husna dibuka setiap hari jam 09.00 sampai dengan jam 17.00.

Tidak hanya umat islam yang bisa berkunjung ke Islamic Center dan menaiki menara ini, wisatawan non muslim juga diperbolehkan berkunjung dan pihak pengelola menyediakan pakaian khusus yang menutupi aurat.

Di dalam lift aku sempat berbincang dengan Pak Sadam, beliau mengatakan bahwa waktu terbaik untuk menaiki menara asma'ul husna adalah saat pagi dan sore hari. Saat pagi hari pengunjung dapat melihat keindahan Gunung Rinjani dan sore hari pengunjung dapat menikmati sunset. Kami sampai di lantai 9 dari menara dan sangat takjub dengan pemandangan yang aku lihat. Aku bisa melihat Kota Mataram secara keseluruhan, selain itu pemandangan bukit-bukit di Lombok Barat juga terlihat sangat memesona.

Yang paling membuatku terkesan berada di atas menara ini adalah aku bisa melihat deretan kubah-kubah masjid yang menghiasi pemukiman penduduk Kota Mataram. Ada banyak sekali kubah masjid dan menegaskan betapa Pulau Lombok memang layak mendapat julukan pulau seribu masjid.



     
Setelah puas menikmati pemandangan di lantai sembilan, kami kembali menaiki lift untuk menuju lantai tertinggi menara asma'ul husna yaitu lantai ke-13. Dari lantai 13 kita tidak bisa langsung menikmati pemandangan ditemani hembusan angin karena tertutupi oleh kaca dengan tujuan keamanan. Di lantai 13 ini aku melihat ada dua orang wisatawan asing yang sedang berkunjung. Sekali lagi aku menyaksikan bahwa isu intoleransi antar umat beragama hanyalah hoax belaka.

Jika anda tak percaya bahwa umat islam mampu hidup berdampingan dengan umat lain, sesekali datanglah ke masjid Hubbul Wathan atau Islamic Center Lombok.

Saat turun ke lantai dasar, aku sempat berbincang dengan Pak Zuhri selaku petugas di Masjid Hubbul Wathan. Ia sangat berharap agar lebih banyak masyarakat Lombok dan wisatawan yang berkunjung ke menara asma'ul husna. Ia mengatakan bahwa masih banyak masyarakat Lombok yang belum tahu bahwa kita dapat melihat pemandangan dari atas menara tersebut.

Aku sangat berharap kemeriahan dan hiruk pikuk suasana pesona khazanah ramadhan di Pulau Lombok bisa terus dipertahankan. Jangan sampai setelah ramadhan berlalu masjid yang megah ini menjadi sepi jama'ah. Azan zuhur berkumandang bersama iringan langkah para jama'ah. Aku menatap wajah-wajah terbasuh air wudhu memasuki masjid dengan sajadah di pundak. Suasana ramadhan di Lombok yang akan selalu berkesan bagiku. Semoga kita bertemu dengan kampung pesona khazanah ramadhan di tahun berikutnya.

Video Pesona Khazanah Ramadhan Islamic Center Lombok




"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog #RamadhanDiLombok 2017 yang diselenggarakan REPUBLIKA dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat"

17 komentar

Masjid Hubbul wathan di Islamic center tidak pernah sepi dari Jamaah selama bulan ramadhan, apalagi dengan imam shalat tarawih dari para Imam besar negara-negara timur tengah. Acara bazar, pameran, dan cara-acara lain yang mendatangkan tokoh-tokoh nasional juga menambah kemeriahan suasana ramadhan di Islamic Center

Dari awal diresmikan, sampai sekarang, Islamic center benar-benar telah menjadi kebanggaan masyarakat NTB, Apalagi selama bulan ramadhan kemarin, islamic center menjadikan bulan ramadhan tahun ini paling berkesan bagi masyarakat lombok khususnya dengan suguhan berbagai acara dan kegiatan.

Pemandangan dari lantai sembilan menara masjid Hubbul Wathan sangat memukau, menikmati pemandangan kota mataram dari ketinggian

Saya sempat membeli beberapa buku dari pameran buku Pesona khazanah ramadhan kemarin di islamic center.

Niatnya mau berphoto dengan pedang Nabi, tapi karna antrian banyak, niat diurungkan :D

Pameran replika pedang nabi dan para sahabat, juga menjadi daya tarik lebih.

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Semoga qta dipertemukan dgn Ramadhan di tahun depan.. Amiin.. Tulisanny keren, serba komplit.. Semoga bermanfaat bagi yg membaca.. Amiin :) Good Luck

Belum sempat naik sampai menara euy, padahal hampir tiap hari K sana.

Mampir donk....viewnya keren banget dari atas...kapan2 aku mau naik lagi...hehe

Amin ya Allah...terimakasih...semoga bermanfaat...😊😊😊

Menyesal kemudian tiada berguna lho....jarang2 nih ada pameran pedang Nabi

cieee yang rajin beli buku....mau donk kita pinjam baca..haha

betul...bangga banget deh dengan adanya IC...😊😊