Rona senja telah membalut aku
Menenggelamkan aku ke dalam semesta penuh cinta
Lalu angin dingin menyanyikan lagu rindu dengan perlahan
Berbisik menyesap ke relungku.
Aku cinta kau, senjaku.
Meski mendung, meski pekat, meski kelam.
Karena jinggamu telah menyatu, bersamaku
#Tanpalilin
Langkahku seolah terpanggil untuk menjejak bukit nan indah di bagian barat pulau Lombok. Kepenatan kerja kala itu membawaku menuju sebuah tempat baru. Suatu sore berbalut mendung tak menyurutkan inginku untuk menatapmu dari ketinggian. Senja, selalu saja mampu menyihirku. Membuatku merasa masuk ke dalam pelukan cinta penuh kehangatan. Senja, selalu saja sanggup meruahkan aroma rindu ke dalam hatiku.
Bukit batu hidung seolah menjadi destinasi baru wisata Lombok. Aku mendengar cerita keindahannya dari seorang teman. Bukit unik dengan batu yang menonjol seperti hidung menjadi spot yang sangat asyik untuk menikmati senja. Matahari lamat-lamat tenggelam dalam pelukan samudera nun di sana. Ahhh,,,betapa aku sangat menyukainya. Tapi pendakian selalu saja soal semangat. Selalu saja soal rasa lelah yang akan terbayar lunas saat kita sampai ke puncak. Ya, pemandangan di puncak hanya bisa dinikmati oleh ia yang selalu berusaha.
i love green |
Menanti senja sambil membaca buku adalah pilihan yang sangat tepat di sini. Semilir angin membawaku seolah lebih larut dan masuk ke dalam cerita yang kubaca. Saat itu aku membawa buku Sagra karya Oka Rusmini. Salah satu buku pavoritku. Bukit hijau, senja, dan buku adalah perpaduan yang sempurna bagiku dalam sebuah perjalanan.
Bukit Batu Hidung terletak di dusun Gumise, Desa Jembatan Kembar, Kec. Lembar, Lombok Barat. Hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit perjalanan menggunakan motor untuk sampai lokasi. Bukit Batu Hidung tidak tinggi sehingga cocok untuk pemula dan hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai puncaknya. So, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?.