Selasa, 01 Desember 2015

Wisata Lombok : Honeymoon di Air Terjun Tiu Teja


Diammu adalah sajak cinta yang kau tulis di kedalaman palung jiwa. 
Tempat dimana aku menyelam dan tak pernah ingin kembali. 
Maka biarkan aku hanyut bersama kata-kata yang membeku.
 Beku yang menghangatkan. 
Aku suka caramu mencintaiku.
 Meski tanpa suara.
 Aku akan selalu sanggup membacanya.
#mytwin


       "Kita ke Air Terjun Tiu Teja yuk", ucapku merajuk kepadanya. Dan seperti biasa, aku selalu sanggup membuatnya beranjak dari seabrek code website yang begitu ia sukai. Pagi itu, kami melaju menuju utara Pulau Lombok. Jalanan yang berkelok dan berjurang menemani perjalanan kami melewati kawasan pusuk. Hutan yang selalu hijau menghadirkan kesegaran oksigen untuk membersihkan paru-paru. Monyet-monyet melenggang di pinggir jalan seolah begitu akrab dengan lalu lalang para pejalan. Dari dulu aku suka melihat monyet yang jinak di kawasan Pusuk. Lucu dan menggemaskan. Kami beristirahat sebentar, menepi untuk menikmati keindahan yang menghiasi perjalanan kami. Ahhhh,,,I love Lombok.


Monyet unyu
        Puas menikmati suasana Pusuk, kami melanjutkan perjalanan menuju wilayah Santong tempat Air Terjun Tiu Teja. Aku menyukai wilayah Lombok Utara karena lebih sejuk dan dingin. Akan sangat berbeda jika aku jalan-jalan ke wilayah selatan Pulau Lombok. Sekitar satu jam, kami sudah sampai ke pintu gerbang area Air Terjun Tiu Teja dan Tiu Sekeper. Aku merasa tidak sabar untuk segera menikmati dinginnya air terjun. Akan tetapi, kami kembali harus berkendara melewati jalan yang belum diaspal sekitar satu kilometer. Jalannya cukup menantang karena berdebu dan cukup menanjak. Aku membayangkan jika musim hujan, jalan itu pasti akan sangat becek dan sulit dilewati.

     "Welcome to Tiu Teja". Kalimat itu tertulis di jalan menuju air terjun. Kami harus melewati jalan menurun dengan kemiringan lumayan ekstrim. Di beberapa bagian terdapat anak tangga sebagai tempat pijakan. Aku pernah beberapa kali ke Sendang Gile yang terkenal dengan anak tangga yang bikin gila (hehe, lebay), tapi menurutku jalan menurun di Tiu Teja lebih menantang. Suamiku sampai beberapa kali memperingatkan untuk berhati-hati sambil sesekali memegang tanganku saat menuruni tangga (cieee,,mesra nih).


      Debit Air Terjun Tiu Teja tidak terlalu besar karena kemarau panjang. Tapi itu tidak mengurangi keindahannya. Aku selalu suka hawa dingin air terjun dengan debur yang seolah memecah keheningan hutan. Kami turun ke sungai untuk mengambil foto dari posisi agak jauh. Air sungai yang dingin membuatku ingin mandi. Cukup lama kami duduk di atas bebatuan sambil menikmati suasana sekitar. Air Terjun Tiu Teja tidak terlalu ramai saat itu jadi suasana terasa lebih romantis.
my honey..i love you..:)
      Tidak puas rasanya mengunjungi Air Terjun Tiu Teja jika tak mandi dan merasakan sensasi dingin air dikulitku. Kami mendekat ke air terjun dan terasa sekali kesegarannya. Air terjun ini masih dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sehingga sangat bersih dan bisa langsung diminum.


      Puas menikmati keindahan Air Rerjun Tiu Teja, kami harus melangkah menaiki anak tangga. Ini membutuhkan semangat dan fisik yang cukup kuat. Perjalanan hari itu menjadi kisah yang tak terlupa. Tentang kesabaran, tentang kebersamaan, tentang kekuatan yang dibalut cinta. Ahhh,,,kami akan melanjutkan ke destinasi berikutnya. Tempat yang tak kalah romantis. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?.

6 komentar

Hadirmu menyejukkan ruang jiwaku, hehe jiahhh.. Rindu jalan-jalan...

Cieee romantis bangeeet hehehe.

Oiya Mbak Em, ini kalau musim penghujan apakah debitnya lebih deras?

Ely..ayok donk kita jeje ke yuniq di Gili..

Rifqy..iyaps..klo musim ujan debitnya besar bangettt malah..:)

Hmmm, gw gak diajak ke mari. Hiks :'(

waktunya gak cukupppp..hehe..lain kali deh..:)