Rabu, 09 September 2015

Wisata Lombok: Sunrise di Bukit Mereseq

 
Pagi yang berkabut


      Aku ingat masa kecilku saat melewati jalan ini bersama ibu. Dulu daerah ini dipenuhi hutan. Aku masih ingat, ada seekor monyet menggendong anaknya sambil memanjat pohon. Aku takut saat monyet itu menatap kami. Menggenggam tangan ibu dengan jemari kecilku. Mungkin usiaku sekitar tiga tahun saat itu. Dan kini, semua orang mengenal daerah ini. Tanjung Aan, bukit mereseq, batu payung dan pantai yang dulu ditutupi hutan pandan kini selalu ramai wisatawan. Ahhh..betapa waktu telah merubah banyak hal.  

   Pagi itu, aku sangat ingin menikmati sunrise di bukit mereseq. Sekitar jam enam pagi aku berangkat dari rumah nenek. Memilih bernostalgia dengan mengambil jalan tanah di samping bukit, aku merasa seperti kembali ke masa kecil dulu. Aku lahir dan besar di wilayah ini. Dulunya rumah nenekku sekitar 500 meter dari pantai Aan. Akan tetapi, semua tanah sudah terjual kini kecuali tanah bukit tempat makam kakek.  

   Tanjung Aan masih sangat sepi detik itu. Aku menuju ujung pantai dan menaiki bukit mereseq sambil menikmati udara segar. Ada kebahagiaan yang menyeruak di dalam dadaku. Betapa indah tanah kelahiranku. Laut, pantai, bukit, karang, semua seolah menyuguhkan kata yang sama "welcome home, ema". 

feel free
    Langit ditutupi awan tebal. Ahhh,,,seolah mentari enggan menunjukkan keperkasaannya kepada bumi. Angin dingin membelai pipiku, membuatku semakin dipenuhi bahagia. Aku suka menikmatinya dalam sepi, dalam hening, dalam diam, hanya berteman debur ombak samudera. 
 
keep silent
     Awan seolah mengerti inginku, sejenak ia beranjak meninggalkan kisah percintaannya dengan langit. Dan mentari pagi menampakkan keangkuhannya dalam balutan warna keemasan. Angkuh yang kusuka. 
fly without wing


#Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

2 komentar

Cakeep. Kalo ke Lombok lagi wajib ke sini nih ;)

iya....k em suka sekali bukit ini..:)