Pertama kali tanganku digenggam kayak gini sama cowok. |
Aku suka caramu mencintaiku
Saat kau genggam tanganku dalam diam
Ada desir yang tak mampu kujelaskan
Saat kau tatap mataku lekat
Ada rasa yang penuhi seluruh aku.
I love you my twin
Kau adalah aku
Maka tak ada lagi aku
Telah hilang kau
Yang ada hanyalah kita
Kita yang saling menggenggam tangan
Dalam terjaga maupun lupa
Kita yang saling mendekap
Dalam cahaya maupun gelap
Kita yang tak akan menua, selamanya.
Dua pekan telah berlalu, tapi aku kadang masih seperti bermimpi. Saat aku terjaga dari tidur dan menemukan diriku dalam pelukannya. Atau saat ia selalu mencium keningku sepulang sholat berjamaah di masjid. Atau saat kami selalu makan sepiring berdua. Ahhhh,,,aku kadang ingin meneteskan air mata haru menemukan diriku bersamanya.
"Siapa dia?". Entah berapa temanku bertanya heran tentangnya. Ia yang hidupnya jauh dari lingkar hidupku selama ini. Ia yang sama sekali tak dikenal oleh teman-teman dekatku. Tapi cinta Allah mempertemukan kami dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Ia yang kini menjadi suamiku. Ia yang sesekali dengan nada malu-malu agak ragu memanggilku "honey" (Cieee...yang gak bisa ngegombal).
"Kita tidak pernah tau bagaimana Tuhan mengatur takdir hidup kita". Aku sangat percaya dengan kalimat ini. Tentang jodoh, kita tidak akan pernah bisa mendikte Allah agar ia menjodohkan kita dengan seseorang. Kita hanya harus berusaha menjadi baik maka Allah akan mempertemukan kita dengan orang yang baik pula. Itulah yang selama ini aku usahakan dalam hidupku. Banyak sekali yang bertanya " berapa lama kalian pacaran?". Dan dengan senyum kami menjawab bahwa kami tak pernah pacaran. Bahkan ketika ia datang kerumahku menemui ayahku, aku tidak pernah ikut duduk dan bicara dengannya. Jodoh pasti bertemu kata sebuah lagu dan kami membuktikannya.
Setiap jiwa pasti akan menemukan kembarannya. Allah akan mempersatukan kita dengan yang sesuai. Jangan khawatirkan itu. Beberapa waktu ini, kami sering berucap "koq kita kayak kembar ya?". Namaku herma, namanya herman. Aku bloger, ia juga. Aku suka nyanyi gak jelas, ia suka nyanyi dengan jelas pakai main gitar. Aku suka puisi, ia juga suka bingitz puisi. Aku gak suka pajang foto selfie di fb, ia juga. Dan masih banyak kesamaan lainnya. Tapi yang pasti, kami sama-sama ingin memiliki anak penghafal Al-qur'an. Cita-cita itulah yang menjadi awal kebersamaan kami. Saat ia mengatakan " Aku ingin punya anak penghafal Al-qur'an, bisakan aku mewujudkannya bersamamu?". Kalimat inilah yang menggerakkan hatiku untuk sebenar yakin untuk hidup bersamanya. Dan aku selalu berdo'a semoga kami bisa mewujudkannya. Amin.
2 komentar
uhuk...............
dan seiring waktu Allah kian jelas memberi jawab tentang "mengapa dia' yang ia pilih" (mirip bener kisah kito...)
ngemeng-ngemeng tumben OL dan ngeblog, rumah kak Em uda banyak berubah :) itu Om kiral bisa cetin 'rumah' daku uga gak? itung2 perkenalan ama tante hehehehe...
hohoho....dicat kyk gimana nehhh?,,,cat biru,,ijo...ato gmn?..hoho...kangennnn deh sm drimu..hehe