sunrise tanggal 27 Ramadhan |
Detik ini aku terhenyak pada satu kesadaran yang membuatku ingin menangis. Betapa aku telah lalai pada satu kesempatan yang Allah berikan untuk banyak beribadah dan memohon ampun kepadaNya. Telah begitu banyak dosa yang aku lakukan selama Ia berikan aku kesempatan hidup. Ahhhh,,aku mendadak melankolis.
Teman,,,,sudah lama aku tak menyapamu. Semoga kau masih ingin berkunjung dan mendengar ceritaku.
Aku ingin bercetita tentang ramadhan yang telah berlalu sekitar 2 pekan yang lalu. Selama sebulan aku lewatkan tanpa jalan-jalan, hanya ingin fokus melangkah ke dalam diri. Aku ikut kelas hafal Qur,an. Setiap pagi aku bertemu dengan orang-orang yang begitu bersemangat untuk menghafal ayat-ayatNya. Tapi, ada dua orang yang sangat berkesan dihatiku hingga saat ini.
Namanya murni, ia masih sangat muda. Dengan suara terbata-bata ia memurojaah juz 30. Belakangan aku tahu bahwa ia adalah pembantu rumah tangga. Ia awalnya mengantar anak majikannya, dan dihari berikutnya ikut kelas menghafal. Ia dengan semangat bercerita kisahnya kepadaku di suatu pagi. Ia sama sekali tak malu sebagai PRT, ia bangga bisa membantu perekonomian keluarganya. Ahhh...betapa hidup selalu mengajarkan kita tentang banyak hal. Aku terharu dengan melihat semangat yang menyala di binar matanya. Selain murni, ada satu orang lagi yang begitu bersemangat. Namanya Lathifah, ia masih TK tapi sangat rajin datang menyetor hafalannya. Ia seorang yatim sejak usianya satu tahun. Ayahnya meninggal karena kecelakaan. Aku sampai meneteskan air mata saat tau kisahnya. Semoga ia bisa menjadi penghafal Al-qur,an seperti cita-citanya agar orang tuanya bisa mendapat mahkota kelak di syurga. Amin. Saat bersama mereka adalah waktu yang berharga dalam hidupku. Program 17 hari menghafal Al-qur,an berlalu begitu cepat. Aku bahagia bersama mereka, orang-orang yang mencintai Al-qur,an.
Ramadhan berlalu begitu cepat. Sepuluh malam terakhir, aku memilih menghabiskan malam di masjid raya. Ramadhan tahun ini aku menjelma menjadi sangat cengeng. Mudah sekali menangis. Ahhhh,,,,air mata yang sulit aku keluarkan selama ini seolah tumpah tak tertahan. Aku selalu malu menangis jika ada orang lain, tapi kali ini aku tak sanggup menahan air mata. Maka kubiarkan semua luruh dalam sujud. Di masjid raya aku bertemu beberapa orang baru. Seorang perempuan cantik yang kukira belum menikah tapi ternyata telah memiliki dua orang anak. Ia dengan suara terbata mengaji di sampingku. Ia tak menyerah walaupun ia terdengar lelah mengeja huruf demi huruf. Dalam hati aku sangat salut. Lantas ia menyapaku, "Mbak, pinter ngaji. Bisa ajari anakku ngaji?". Itulah kalimat pertama yang ia ucapkan. Ia perempuan yang berkecukupan soal dunia. Menjadi istri GM novotel membuatnya seperti ratu. Tapi ia sadar bahwa hidup memiliki tujuan yang lebih dari sekedar harta. Hidup untuk kehidupan di akhirat kelak. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya, setidaknya aku memiliki kesadaran yang berbeda dalam melihat kehidupan.
Aku juga bertemu dan akrab dengan mbak yanti. Ia dengan nada sedih berucap, " Ema, doakan aku ya supaya tahun ini bisa ketemu dengan jodohku". Usianya kini 40 tahun. Ia mapan secara ekonomi, punya rumah, punya mobil, tapi hidupnya belum bahagia karena belum menikah. Ia bercerita bahwa selama lima tahun terakhir ia selalu i'tikaf dengan do,a yang sama agar Allah mempertemukannya dengan jodohnya tapi hingga kini do,anya masih ditunda untuk dikabulkan. Betapa kuat hati perempuan ini. Ia sangat cantik meski usianya tak muda lagi. Ahhh,,,,betapa setiap orang memiliki ujiannya masing-masing.
Ramadhan tahun ini mengajarkanku tentang banyak hal. Aku merasa beruntung bertemu dengan orang-orang baik di tempat yang baik dengan kisah hidup yang mengajakanku menjadi lebih baik. Bukankah hidup memang untuk melakukan banyak kebaikan?. Semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Amin.