Selasa, 16 Desember 2014

Topeng, pintu terlarang, dan dunia kita.



Aku melihatmu dengan wajah tak satu
Kadang ini..kadang itu
Kau memakai banyak topeng
Kau kira aku akan memintamu membukanya?
Tidak akan pernah 
Kunikmati semuanya, lekat
Setiap inci, setiap lekuk, setiap garis
Lambat laun semuanya akan terlihat sama
Satu...semuanya adalah kau.


Kau memiliki box terkunci. Bertingkat-tingkat
Lantas kau sembunyikan semuanya di balik pintu terlarang
Ruangan yang berliku
Dipenuhi lorong layaknya gedung putih erudite
Kau kira aku akan memaksamu membuka semua?
Lantas mencongkel dan meremukkan semua kuncinya.
Tidak akan pernah..
Apa yang kau sembunyikan kuat
Pasti apa yang tak ingin kulihat
Maka simpanlah..

Tak ada yang harus berubah 
Karena kita ada di dunia kita yang tak terdefinisi
Bukan di duniamu...bukan juga di duniaku
Tak ada yang harus lebur..tak ada yang harus hancur dari keduanya
Biarkan ia seperti semula
Jika kau mengijinkan, sesekali aku akan menjenguk duniamu
Menikmati segala jamuan nada...menaklukkan segala kebekuan
Andai kau mau..kau bisa berkelana di duniaku
Berpetualang bersama badai yang kadang kala akrab menyapa
Karena kau dan aku tak perlu mati untuk menjadi kita
Biarlah berwarna mencipta pelangi
Itu indah bukan?..maka nikmatilah
Tanpa lilin