Jumat, 05 Desember 2014

Tersesat


Aku kehilangan kata
Hanya katup bibirku menatap semesta
Anganku berkelana jauh..entah kemana
"Masihkah kau terpenjara disana?"


Samar kudengar nadamu
Kian lama..kian dekat, menggema di relungku
"Kaukah itu?"
Lantas senyum itu tegaskan adamu
Kudekap kau erat
Kudengar tarikan nafasmu disetiap hembus nafasku

Aku tak ingin mati detik ini
Jangan bunuh aku
Biarkan aku disini, tersesat sejauh yang kubisa
Menua di dunia kita yang tak terdefinisi
Hanya ada paradoks
Tanpa henti..selalu begitu disetiap ujungnya

Lantas kita menunggu kereta itu
Selalu di setiap senja
Hey..jangan memintaku berbaring di rel itu lagi
Aku tak akan.
Hingga totem itu hilang, atau kutelan bersama nyataku.
Sampai aku lupa jalan kembali..tanpa lilin.




2 komentar

Keren bnget puisinya mas,,menyentuh banget. :)

aishhhh,,,aku perempuan koq di panggil mas...wew...btw..thank a lot kunjunganx..:)