Kamis, 30 Mei 2013

Bukan Laskar pelangi



  Tak kan bosan kubercerita padamu teman. semoga bisa membuatmu melihat sisi lain dari dunia..dunia yang penuh keterbatasan, dunia yang mungkin tak pernah kau jalani teman.








Pujut 1993. Usiaku baru 5 tahun saat itu. saat aku sangat ingin sekolah.
"Inaq..ema mau sekolah". Aku merajuk manja pada ibuku.
"Kau masih kecil nak, belum waktunya SD. Tahun depan saja". Jawab ibuku. Ia tak memperhatikan mukaku yang memelas minta sekolah.
"Hiks..hiks..semua teman-temanku mau sekolah besok pagi". Aku bergumam sambil menangis.
"Mereka itu sudah besar, sudah 8 tahun umur mereka. Ema itu baru aja 5 tahun". Ibuku masih tak peduli.
"Pokoknya ema mau sekolah!". Kemudian aku kabur ke rumah nenek.

Dengan berurai air mata, aku datangi nenekku yang sedang menganyam tikar daun pandan.
"Kenapa nangis?, tanya nenek pelan.
"Hiks..hiks".Aku hanya menangis.
"Kau dimarahi inaqmu?, kau dipukul?". nenek bertanya sambil mengelus kepalaku.
"Ema mau sekolah, tapi inaq gak ngasi". Aku masih menangis.
"Mau sekolah?,ema kan masih kecil". kata-kata nenekku membuatku semakin menangis.
"pokoknya ema mau sekolah!". 
Akupun menangis sejadi-jadinya. Hari itu aku tak mau makan sampai malam. aku ngambek sama semua orang.

Pukul 9 malam, ayahku datang ke rumah nenek untuk menjemputku.aku tak mau pulang.
"Ema mau sekolah", kali ini aku merayu ayahku.
"Ema kuat gak jalan kaki ke sekolah?".
"Kuat koq".Mataku berbinar-binar.
"Yakin kuat?.Ema jalan jauuh, 3 kilo lewat pematang sawah. Nanti kalau hujan, jalannya becek dan licin". 
"Iya..ema kuat koq".Aku berusaha meyakinkan ayahku.
"Hmmm,,,baiklah...Ema boleh sekolah besok".
Horreeee. Aku seneng sekali. Aku melompat-lompat kegirangan.

   Malam itu, ayahku pergi carikan seragam. Ia ke rumah temannya yang kebetulan jual pakaian.
Aku sangat bahagia. Esok aku akan sekolah. Aku akan belajar. Dan malam itu aku terlelap bersama senyuman.

  Keesokan harinya, aku terbangun pagi-pagi sekali. Selesai sholat subuh aku mandi. Dengan semangat, aku memakai seragam sekolah. Ibuku sudah menyediakan sarapan. Sebelum berangkat, aku dikasi bekal 100 rupiah. Bekal yang sangat banyak pada saat itu.
Ketika burung2 masih berkicau, aku berangkat bersama teman-temanku. Aku tidak diantar oleh ayah ataupun ibuku. Aku dititip sama tetangga yang waktu itu kelas 6 SD. 
"Bilang sama gurunya, Ema ikut bawang sekolahnya karena dia baru 5 tahun". Pesan ayahku sama kakaq itu.
Aku tak peduli, mau jadi anak bawang (ikut2an). Yang paling penting aku bisa sekolah.
  
  Jarak sekolahku sangat jauh, sekitar 3 kilometer. kami harus melewati pematang sawah. Lelah, sudah pasti kurasa. Tapi aku tetap semangat.
Setelah hari itu, ternyata aku tidak menyerah pada lelah. nyaris aku tak pernah bolos sekolah. bahkan, ketika aku sakitpun aku tetap pergi sekolah selama aku masih bisa berjalan. Pernah suatu ketika kakiku sakit, aku ke sekolah memakai tongkat. Dan aku tetap pada janjiku pada ayah. Bahwa aku kuat. Bahwa aku tidak akan minta diantar ke sekolah.

   Jangan bayangkan aku sekolah memakai sepatu teman, aku hanya pakai sendal jepit. Itupun waktu musim kemarau. Saat musim hujan tiba, malah tidak bisa pakai sendal. Pematang becek dan sangat licin. Berkali-kali kadang aku terjatuh ke sawah. Pakaian seragam kotor, itu sudah pasti. Tapi pantang untuk kembali. Mencuci seragam dengan air sawah sudah menjadi hal yang biasa. Dengan seragam basah sampai sekolah tak menjadi halangan bagiku dan teman-temanku. Ketika jam istirahat, aku akan berjemur di lapangan sekolah.
    
    Ayahku mengira aku tidak akan bisa naik ke kelas 2 karena masih kecil. Tapi Allah memberiku anugerah otak yang tak kalah oleh usia teman-temanku. aku selalu juara. Ayahku tak  pernah menyuruhku belajar. Aku masih ingat saat aku mewakili sekolah untuk olympiade matematika, ayahku dipanggil ke sekolah. ketika ia ditanya "apakah ema rajin belajar matematika?", Ia hanya tersenyum.
# Terima kasih untuk ayah terbaik sedunia. Ayah yang selalu mengajarkanku untuk kuat. Ayah yang selalu merapikan buku-buku saat aku tertidur dengan buku yang berantakan. Ayah yang selalu mengajarkanku untuk rajin membaca. Saat kukatakan "Ayah..buku di perpustakaan sekolahku sudah habis kubaca".maka ia bawakan berkotak-kotak buku dari perpustakaan sekolahnya. I love u ayah.

6 komentar

tengkyuuuu.....:),,ntr sy folow blogx ya..

Wuih kerreeen...jadi inget waktu dulu dikasi uang jajan cuman 100 perak XD

"Ayah buku perpustakaan disekolah telah habis aku baca"
aselli terkagum2 saya baca bagian yang ini :D
mampir di blog juga ya at http://ruangfana.blogspot.com

oke,,,ntr aku mampir...:)
tengkyuu..smg bs menginspirasi...