Setiap bulan Februari dan tepatnya adalah tanggal 20 bulan atas atau 5 hari setelah bulan purnama di pantai Sager lombok Selatan muncul ‘nyale” yang hanya setahun sekali. Kemunculan cacing laut yang berwarna warni dalam jumlah besar atau yang dinamakan dengan bau ‘nyale” merupakan musim kawin dari caing-cacing laut tersebut. Kemunculan nyale yang termasuk dalam kelas polychaeta ini merupkan fenomena alam yang sangat menakjubkan. Nyale yang muncul serempak dan rutin dalam setiap tahun sebetulnya adalah cacing laut kelas polychaeta yang sedang melakukan peminjahan masal.
Bagi penduduk lombok selatan khususnya, nyale dimanfaatkan sebagai makanan, baik setelah dimasak ataupun sebagai obat, demikian pula bila berlebih dapat dikeringkan dan selanjutnya dapat digunakan sebagai penyedap masakan. Nyale memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan protein nyale yaitu 43,84 %. bila dibandingkan dengan kerang bulu (Anadara indica) dan kerang hijau (Perna viridia) yang hanya 18,5 %, ataupun telur penyu laut dengan kandungan protein 10,94 %. demikian pula bila dibandingkan dengan telur ayam ras yang mengandung protein 12,2% dan susu sapi yang hanya mengandung protein 3,50 %.. Selain protein, kadar lemak 11,57 % , lebih tinggi dari telur ayam ras dengan kadar lemak 10,5 %. kadar karbohidrat yang terkandung dalam nyale yaitu 0,543% tidak jauh berbeda dengan kadar karbohidrat pada telur ayam ras (0,8%) atau dari penyu laut (0,54%).
Sebagai hewan laut maka nyale juga berkadar fosfor cukup tinggi (1,17%) bila dibandingkandengan hewan darat pada umumnya (1,00%),telur ayam ras ( 0,02 %0,ataupun susu sapi (0,105). kadar kalsium pada nyale ( 1,06 %) lebih tinggi dari kalsium pada susu sapi ( 0,12%). kadar magnesium pada nyale (0,32 %) jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan hewan darat ( 0,04 %) pada umumnya , ataupun pada telur ayam ras ( 0,05 %). nyale sebagai hewan laut berkadar Natrium (1,69 %) adalah sangat tinggi bila dibandingkan dengan hewan darat ( 0,16 %) ataupun pada sussu sapi ( 0,05 %).kadar kalium (1,24%) adalah jauh lebih tinggi dari hewan darat (0,2%) ataupun pada sussu sapi( 0,15%). kadar klorida (1,05%) lebih tinggi dari hewan darat (0,11%).telur ayam ras(0,15 %) ataupun sussu sapi ( 0,11%). kadar besi nyale (857 ppm) sangat tinggi bila dibandingkan dengan hewan darat ( 80 ppm). Kandungan gizi pada nyale belum dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini nyale hanya dimakan sebagai lauk dan pemanfaatannya tidak bersifat jangka panjang. Melihat tingginya kandungan gizi dari nyale, sangat potensial untuk dijadikan bahan olahan pada industri makanan.
Selain memiliki kandungan gizi tinggi, nyale juga dapat berfungsi sebagai antibiotik. menunjukkan aktivitas pada 9 bakteri benthos yaitu Salinococcus roseus, Marinococcus halophilus, Marinococcus hispanicus, Micrococcus varians, Methilomonas pelagica, Bacillus sp. Pseudomonas elongata, Alteromonas colwellina, dan halovibrio variabilis. Selain pada bakteri benthos, fraksi tersebut juga menunjukkan aktivitas pada 6 kuman isolat klinis yaitu Psedomonas aeruginosa, Escherichia coli, klebsiella sp, Streptococcus pyogenes, Staphilococcus aureus, dan streptococcus pneumoniae.
Melihat aktivitas nyale sebagai antibiotik, tentunya sangat bagus apabila dimanfaatkan secara optimal dalam industri farmasi mengingat bayaknya penyakit yang ditibulkan oleh kuman-kuman tersebut. Salah satu sumbangan penyakit yang diberikan oleh E. coli adalah diare. adanya E. Coli merupakan indikasi awal adanya kontaminasi bakteri-bakteri strains E. Coli yang bersifat patogen seperti Shigella, Salmonela, atau Yersinia yang menyebabkan diare. penyakit ini merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian pada balita, khususnya di Indonesia. Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia.. Pseudomonas aeruginosa menimbulkan berbagai penyakit diantaranya yaitu : Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan, infeksi saluran kemih, infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis, otitis eksterna ringan pada perenang, dan infeksi mata.
Sedangkan bakteri Streptococcus pneumoniae menyebabkan Infeksi pneumokokus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, infeksi pneumokokus menyebabkan sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun, 700.000 hingga satu juta di antaranya adalah anak usia di bawah lima tahun (balita). Beberapa penyakit yang ditimbulkan adalah pneumonia (radang paru), meningitis (radang selaput otak), dan bakteremia (infeksi darah). Infeksi pneumokokus dapat menyebabkan kematian dan kecacatan yang permanen berupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, gangguan saraf, bahkan kematian. Penakit-penyakit ini biasanya diobati dengan cara pemberian antibiotika dosis tinggi, tetapi saat ini banyak bakteri Streptococcus pneumoniae yang sudah kebal terhadap beberapa antibiotika misalnya penisilin. selain itu, Vaksinasi pneumokokus (PCV-7) dipercaya sebagai langkah protektif terbaik. Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus telah sejak lama dikenal sebagai penyebab utama mastitis subklinik pada sapi perah. Mastitis (radang ambing) masih tetap merupakan masalah utama dalam peternakan sapi perah.
Pemunculan nyale ke permukaan laut yang hanya terjadi satu kali dalam satu tahun merupakan suatu keajaiban alam yang sangat menarik. Jenis cacing seperti ini hanya muncul di beberapa pantai dari semua pantai yang ada di seluruh dunia seperti di kepulauan samoa, di teluk mexico,di beberapa pantai di jepang,di beberapa pantai di prancis dan di kepulauan bermuda. di pantai sager lombok selatan, kemunculan nyale yang hanya seskali setahun menimbulkan legenda di kalangan masyarakat yang biasa disebut legenda putri nyale atau putri mandalika. legenda ini di yakini secara turun temurun oleh masyarakat lombok selatan, hal tersebut menyebabkan adanya ritual adat pada saat menangkap nyale seperti pagelaran peresean, acara betandak ( berbalas pantun dalam bahasa sasak), bejambik (pemberian hadiah kepada kekasih), belancaran (pesiar dngan perahu) dan pagelaran drama putri nyale. Nyale yang merupakan keajaiban alam yang sangat menakjubkan, dibarengi dengan ritual adat yang menyertai saat menangkap nyale merupakan potensi pariwisata yang sangat potensial bagi daerah Lombk tengah pada khususnya dan Nusa tenggara barat pada umumnya.
Nyale hanya muncul pada setiap bulan februari dan maret tanggal 20 bulan atas pada waktu pagi hari sekitar jam 04.00. Disini nampak adanya suatu periodisitas atau dikenal dengan bioligical rhytm yaitu irama aktivitas biologis dan biological clock. Irama biologik ditentukan oleh fenomena geofisik misalnya gravitasi, medan magnet bumi, medan elektrostatis dan medan radiasi gamma. irama biologik organisme yang hidup di pantai dipengaruhi oleh benda-benda angkasa seperti bulan dan matahari, dimana hal tersebutberpengaruh terhadap pasang surut air laut. dalam hal ini nyale yang tergolong polychaeta hidup di daerah benthos siklus reproduksinya dipengaruhi oleh benda angkasa.
Melihat manfaat dari nyale yaitu sebagai bahan makanan dengan kandungan gizi tinggi, bahan antibiotik, dan daya tarik pariwisata, maka perlu pemanfaatan secara optimal dari keberadaan nyale tersebut. Cara penangkpan nyale selama ini tidak memperhatikan kelangsungan populasi nyale. kemunculan nyale sekali setahun saat peminjahan bersamaan dengan penangkapan secara besar-besaran akan dapat mengakibatkan berkurangnya populasi dari nyale. melihat hal tersebut diperlukan perhatian secara khusus untuk melestarikan populasi nyale dan memanfaatkannya secara maksimal yaitu dengan membuat zona konservasi dan zona pemanfaatan.
Pantai Sager ( lombok selatan) dimana ditemukan populasi paling tinggi yaitu (67 ind/m2) mempunyai paparan terumbu yang terdiri dari karang mati yamg masif sehingga tempat ini cocok sebagai tempat hidup nyale. pantai sager juga merupakan pantai yang indah dengan pasir putih yang berbentuk seperti merica sehingga memiliki daya tari tersendiri dibandingkan pantai yang lain. paantai Sager dapat di gunakan sebagai zona konservasi dan zona pemanfaatan bagi nyale. Daerah yang merupakan zona konservasi merupakan zona yang dilindungi oleh pemerintah daerah dimana pemanfatan nyale di zona ini adalah sebagai sumber bahan olahan pada industri makanan dan sebagai bahan antibiotik. Sedangkan daerah pemanfaatan merupakan daerah yang disediakan untuk penangkapan nyale oleh masyarakat luas. Zona ini digunakan untuk pengembangan potensi pariwisata atau tempat penyelenggaraan ritual adat baunyale.
#Tulisan lengkapnya pernah diikutkan dalam lomba karya tulis yang diadakan oleh dikti.
#Tulisan lengkapnya pernah diikutkan dalam lomba karya tulis yang diadakan oleh dikti.
7 komentar
Mas, saya tertarik dengan tulisan Mas. Boleh tidak minta pustaka tentang kandungan-kandungan gizi hewan-hewan tersebut?
Kebetulan saya peneliti LIPI bidang cacing laut. Saya juga belakangan interest dengan cacing wawo di Pulau Ambon.
E-mail saya: jpamungkas_lipi@yahoo.com
Phone: 0857 26 200 900
Trims ya.
Oh ya, nama saya Joko Pamungkas
mohon maaf baru bls komentx karena blog ini tumben sya buka kembali. referensinya saya dapat dari dosen pembimbing sya waktu itu. dan beliau sndiri yang menulis bukunya. beliau peneliti di Universitas Mataram
Ya Allah shock sy baca komennya, di komen setahun yang lalu, kemudian dikomen satu setengah tahun kemudian...
-_-
geli geli merinding lihat cacing. pokoknya cacing. ulet dan ular langsug pening lihat penmapakannya.
hehehe..akuuh juga rada2 ngeri sih lihat ni cacing..:)
Geli ngeliat nyale-nya, bagaimana rasanya saat di makan? <a href="http://sarnuji1.blogspot.co.id>Sarnuji<a/>
Aena....kata orang yg suka sih enakkkk....hehe..aku gk bisa mkan soalnya..ngeri gtu deh..:)