Jumat, 07 November 2014

Segumpal Rasa


Terimakasih..
 untuk segumpal rasa yang tiba-tiba mengintip malu-malu.
Segumpal rasa tak bernama yang kini ada di sela rumitnya hatiku.
Segumpal rasa tak terdefinisi yang telah cairkan kebekuanku.
Segumpal rasa penuh hening yang tak mampu bersuara.
Segumpal rasa yang tak kan pernah berbicara meski dipaksa oleh seribu tentara.
Ia akan tetap bisu hingga saatnya tiba


Terimakasih..
 untuk setitik bening yang tiba-tiba ada di sudut mataku.
Kubiarkan ia mengalir..tak kuseka seperti biasanya
Kuiringi tetesnya dengan sesungging senyum yang entah darimana datangnya.
Telah lama aku lupa rasa kombinasi keduanya disaat bersama
Inikah yang disebut tangis bahagia?

Terimakasih..
Untuk kecamuk yang tak mampu lelapkan gelisahku
Yang membuatku kaku semalaman sambil menatap bayangan di tembok kamarku
Untuk sesak yang tak sanggup kulawan meski aku bergumul bersama lelahku.
Maka kubiarkan ia sesukanya hingga pagi datang
Menikmatinya dalam lelah yang membahagiakan.

Terimakasih..
Untuk ketenangan yang kini tercipta
Bermetamorfosis dengan indahnya
Seperti geliat kepak sayap kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya
Terbang..meninggi..bersama sayap kebebasan
Membawa pita doa yang terikat kuat
Mengangkasa..
Biarkan ia temukan jalannya di langit sana..
Tanpa Lilin.




2 komentar