Rabu, 10 September 2014

Persahabatan bagai kepompong

di atas kapal menuju pulau sumbawa
        Setiap jiwa tidak bisa berdiri kokoh dalam kesendirian. Ia membutuhkan jiwa yang lain. Aku selalu mengibaratkan jiwa manusia seperti unsur kimia. Ia hanya akan bersenyawa dengan yang cocok dengannya. Seperti Natrium dan Clor yang bersenyawa dengan mudahnya membentuk kristal-kristal garam. Tapi teman,,dalam pembentukan senyawa tersebut selalu ada yang melepas dan ada yang menerima. Ia tak bisa bertahan dengan dirinya sendiri. Itulah persahabatan. Ia tak memaksa kita menjadi orang lain tapi ia menerima kita dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Aku selalu mengatakan "bukankah dengan adanya perbedaan, kita akan mampu mencipta pelangi yang indah?". Yaps...betapa indahnya pelangi dengan spektrum warna yang berbeda-beda. Setiap warna memiliki panjang gelombangnya sendiri. Saling melengkapi. Saling menutupi kekurangan. Bukahkah mata kita lambat laun akan silau jika terus-menerus melihat warna merah?. Maka disisi yang lain keteduhan warna hijau mampu menyejukkan pandangan dan hati kita.

     Selama ini, aku telah bertemu dengan begitu banyak orang. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda tentunya. Ada yang kholeris, sanguinis, melankolis, phlegmatis, ataupun gabungan dari karakter2 tersebut. Semua memiliki ciri khas masing-masing. Semua dengan keunikannya yang menarik untuk dipelajari. Tapi kita tidak bisa bersahabat dengan semua orang bukan?. Selalu ada yang menyukai dan selalu ada yang tidak. Dan dari sekian banyak orang yang kutemui, ada yang pergi dengan mudahnya. Akan tetapi, ada yang bertahan disini. Didekatku. Dihatiku. Menjadi bagian penting dari kisah hidupku yang mungkin tak semenarik kisah hidup orang lain...(Ahhhh...malam ini aku terserang syndrom melo tingkat akut).

        Ia dari pulau seberang, tepatnya kabupaten dompu. Pertama kali kami bertemu saat acara mentoring akademik mahasiswa baru jalur PMJK. Kebetulan saat itu aku menjadi salah satu mentor (bukan karena aku pintar ya...mungkin karena saat itu aku sering mengikuti lomba karya tulis. Itu saja). Aku ingat betul, saat itu aku memakai gamis dan jilbab berwarna cokelat. Dan ia memakai celana dan jilbab hitam. Hmmmm...saat itu ia terlihat agak tomboy (terlalu jahat jika aku mengatakan serem..hahaha). Dan jika kutanya persepsinya saat pertama kali bertemu denganku, maka ia selalu mengatakan bahwa saat itu aku sangat lembut dan berbicara dengan suara pelan. Haaa,,,,tapi besoknya ia sangat kaget ketika ada yang memberitahunya bahwa aku sedang orasi di kantor gubernur. Kesan pertama itu selalu ia ceritakan berulang-ulang kepadaku. Entah berapa kali, aku tak tau saking seringnya. Dan kami selalu tertawa lepas jika mengingat saat itu. Saat aku menipunya dengan tampang polos bin lembut di tambah suara pelan  hingga hampir tak terdengar..Haha..(Yes..Aku berhasil. Karena sebelum hari itu, semua orang berpesan agar aku lembut kepada mahasiswa baru).

      Setelah hari itu, kami menjadi sering bertemu. Aku sering menjebaknya masuk ke dalam rapat-rapat yang kadang membuatnya kebingungan. Aku ingat betul saat ia aku minta mengikuti rapat sebuah organisasi. Aku bisa membayangkan betapa bingungnya dia disana. Sendiri mahasiswa baru dan dengan penampilan yang berbeda dengan yang lainnya. Haa...dia pasti aneh sendiri. Aku merekomendasikannya masuk DPM fakultas dan dia berubah menjadi garang (Haha...kata orang2, sangarnya diforum mirip dengaku). Dua tahun di DPM fak, selanjutnya ke DPM univ. Ia juga masuk KAMMI dan berada di departemen yang sama denganku, Kebijakan Publik. Seiring waktu, penampilannya mulai berubah, dan dia menjelma menjadi perempuan feminim dengan gamis unyu..haha (kenapa sekarang malah dia jauh lebih feminim dariku?). 

     Mungkin banyak orang berfikir kami dekat karena kami sama. Wahhhh...itu anggapan yang sangat keliru. Banyak hal yang berbeda diantara kami. Ia sangat suka kopi dan mie tapi aku tidak. Ia rapi tapi aku sebaliknya. Ia bisa menangis meraung-raung tapi aku tidak bisa sama sekali. Aku suka ikut beladiri atau yang keras2 ia tidak. Aku suka traveling, camping dll...Ia begitu banyak pertimbangan untuk bepergian. Aku suka sastra, tapi ia jarang sekali baca sastra. Ia suka photography, aku suka di foto olehnya..haha. Aku suka nulis, ia tidak terlalu. Ia jago IT, aku rada katrok. Ahhh ada begitu banyak perbedaan. Tapi kami bisa bersama. Tertawa bersama. Apa pasal?, Yaps...karena kami bisa saling memahami perbedaan. Kami tidak pernah saling mempermasalahkan. Kami menikmati perbedaan yang ada. Seingatku, kami sama sekali tidak pernah bertengkar. 

      Aku berharap kami bisa bersahabat selamanya. Hingga kelak ke syurgaNya. Aku yakin bahwa sahabat yang baik akan membuat kita semakin indah layaknya kepak sayap kupu-kupu yang baru keluar dari kepompongnya. Bukankah kelak di akhirat, Allah SWT telah menjanjikan naungan kepada siapapun yang bertemu dan saling mencintai hanya karenaNya?. Maka jadilah sahabat yang sholeh/sholehah dan mampu menjadikanmu menjadi lebih baik dari hari ke hari.

#Ada satu titik di sudut mataku, mungkin ini yang disebut mencintai karena Allah SWT.


1 komentar :