Senin, 22 September 2014

G ada judulnya...(edisi ngigau)

Sepertinya gambar ini cocok (Tragissss benerrrr)
      Entah aku ingin menulis apa...Aku tak tau. I lost my word. Rasanya seperti jatuh..lantas tersungkur...lantas di injak...lantas digilas truk....Aigoooo...kenapa jadi sadis begini penggambarannya...Just enjoy every part of my life. Just it. Mari berpuisi aneh kembali. Lantas menghilang bagai debu. Terbang.

         Aku menemukan sebuah gunung yang mempesona. Lantas aku ingin mendakinya. Telah lama aku menatapnya dari kejauhan. Tapi dihari aku akan mendakinya, tiba2 gunung itu terbakar. Aku balikkan langkah membawa carier berat yang kupersiapkan dengan susah payah. Dengan langkah terseok bercampur kecewa, aku berusaha mengeja jalan pulang. Terasa begitu dingin hingga menusuk ruang terdalam hatiku. Ia beku kembali.

        Aku menemukan sebuah rumah yang indah. Dengan cat hijau seperti yang kusuka. Dan aku tau bahwa semua yang ada di dalamnya adalah hal yang kuimpikan. Aku baru saja berdiri di depan pintu. Mengintip malu2. Lantas terdengar teriakan dari dalamnya. Mengusirku. Akupun kembali dengan hati yang menangis. Ini menyesakkan dadaku. Aku menyeret langkah. Berlalu. Seperti angin yang berhembus.

       Aku menemukan sebuah oase. Dengan air yang jernih. Aku menangkap aroma kesejukan disana. Aku bergegas dengan senyum. Baru saja aku menaruh air di tanganku, seseorang berteriak memarahiku. Belum sampai dahaga itu terbayar. Belum sempat bening itu membasahi tenggorokanku. Aku harus kembali mengayun langkah. Aku tak sanggup menarik kakiku lagi. Aku lunglai bersama sakit yang tak dapat kutahan lagi. Dan airmataku berubah menjadi darah. Ia tak lagi asin. Ia berubah menjadi anyir yang menyakitkan. 

     Dan kini, aku disini. Bersama diriku. bersimpuh pada keabadian. Lirih kuberucap "Tidak ada yang pergi, karena tidak ada yang pernah datang".