Selasa, 28 Mei 2013

Kisah anak gembala

Masa kecilku sangat membahagiakan. Meski terlahir di sebuah desa terpencil nun jauuh disana. tak ada lampu jalan atau hingar bingar cahaya kota. hanya gelap ketika malam hari.
tapi saat ini, aku tak ingin menceritakan hal itu teman. Aku ingin kau tau bahwa ketika kecil aku adalah seorang anak gembala. yah,,,penggembala kambing.

Aku hanya ingin mandiri. itu saja. aku tak suka meminta uang bekal ke sekolah. Aku kerja di sawah, meski hanya diupah 2500 rupiah saja dari jam 1 siang sampai jam 6 sore (per jam nilaiku hanya 500 rupiah). tapi itu sangat berharga.





Ketika aku kelas 3 SD, aku berfikir bahwa aku harus memiliki seekor kambing. Tapi...uangku tak cukup untuk membelinya. Akhirnya, aku meminta pada ibuku untuk di belikan seekor saja dan akan aku ganti setelah kambingku banyak. Ibuku sempat menolak,,"nanti kamu g kuat" katanya. Tapi dengan segala rayuan, akhirnya ibuku menyetujui keinginanku..Horreeee.

Setiap hari, sepulang sekolah aku pergi menggembala. Dengan radio yang dikalungkan, aku berangkat penuh ceria. tak peduli sengatan mentari yang membuat kulitku gosong. Aku bahagia karena aku bisa bercanda dengan teman-temanku. Dalam hal menjaga kambing, kami punya shift jaga.hehe...kalau sedang giliranku istirahat, aku fokus mendengarkan sandiwara radio. Tutur tinular, gelang-gelang sangkala. aku suka menikmati dentingan pedang mereka yang sedang berperang atau suara derap kuda. Aku bisa membayangkan kecamuk perang. hanya dengan mendengarkannya. Lucu.

Kau tau teman, apa yang paling melelahkan saat menggembala?.

Mengurus kambing yang sedang jatuh cinta.
ini benar-benar membuatku marah. mereka tak mau makan. kerjaannya kejar-kejaran terus. kadang nyasar ke tanaman di sawah orang. Huft..mengejar dan menghalau mereka kadang membuat kakiku masuk ke retakan tanah sawah. terluka dan berdarah, itu sudah pasti. tapi aku selalu tersenyum kini jika melihat bekas luka di kakiku.


menjadi anak gembala kujalani sampai aku tamat SMP. Aku harus berhenti ketika aku harus sekolah ke praya. menjadi anak kost. tapi kisah itu akan selalu hidup dalam diriku. tak kan pernah terlupa.Selamanya.
#ini kisahku, mana kisahmu?

3 komentar

Kisahku sebagai anak pantai, tinggal di pesisir membuat saya akrab dengan laut itu ^_^

cerpen ne? *inget yg kemarin '.'