Selasa, 09 September 2014

Perawan Tua (#tomorrow never know)

pohon itu telah mati (loang baloq beach)

Takdir tidak sedang mempermainkanmu

Tidak sama sekali
Takdir hanya sedang menatapmu dengan tatapan kekuatan
Kuatkah bengkau merenda senyummu sendiri?
Kuatkah engkau tertawa tanpa bualan lelaki di tepi malammu?
Kuatkah engkau gembira tanpa tangis bayi di sudut harimu?


Ya,,,,takdir tak sedang menertawakanmu
Dalam kesendirian yang kerap mencemoohmu
Perawan tua! sapa hari disetiap paginya
Perawan tua! sapa malam disetiap malamnya

Setiap kata yang menyayat bilik hatimu
Meremukkan bongkahan air matamu
Sudah habis peluh dalam sujudmu
Meminta takdir untuk datang
Tapi waktu merangkak pasti 
meninggalkanmu meringkuk sendiri
Di antara rambutmu yang mulai memutih
Kau hanya mampu berucap lirih
"Takdirku memeluk semesta".

Teman....aku ingin menceritakan padamu tentang seseorang. Seseorang yang begitu tabah. Begitu sabar menjalani setiap jengkal kehidupannya. Seseorang yang selalu bersyukur akan semua Takdir yang dititahkan Tuhan kepadanya.Hmmmm...berat hati menulis ini, tapi aku ingin agar kita bisa mengambil pelajaran darinya.

Aku sangat suka ke Masjid Raya Mataram. Minimal dua kali seminggu aku usahakan sholat disana. Dan setiap sholat disana, ada seseorang yang tidak pernah absen. Selesai sholat, aku biasanya bersalaman dan mencium tangannya. Karena aku memang tidak terlalu suka basa basi, akupun berlalu setelah salam. Begitu saja adegan yang tercipta. Suatu ketika, aku sholat magrib disana. Aku tidak langsung pulang, entahlah aku ingin diam dan sholat isya disana. Aku keluarkan tab dan earphone kemudian tilawah sambil mendengarkan murottal. 

" Kau sedang apa?, Ia menyapaku pelan.
"Lagi ngaji nek"
"Ngaji pakai apa itu?", ia terlihat penasaran.
"Ini nek, pakai tab. Bisa ngaji sambil mendengarkan murottalnya"
"Boleh saya coba"
"Boleh nek"
Lantas Ia memakai earphone dan mulai tilawah.
"Ini bagus sekali. Saya pengen beli. Tolong tuliskan merk tabnya dan ini pakai apa namanya"
Kemudian aku menuliskan merk tab beserta aplikasi dan tempat dimana ia bisa membelinya.
"Ini nek, nanti kasi ini ke anak atau cucunya biar bisa dibelikan". Kemudian ia mengambil kertas itu sambil tersenyum. Kami berbicara tentang banyak hal.
"Kamu sudah menikah?". Ia menatapku teduh. Aku yakin saat masih muda ia adalah perempuan yang cantik.
"Hehe,,,belum nek. Belum ketemu jodoh". Aku tersenyum. Agak getir sih dalam hatiku. Entah kenapa pertanyaan itu tidak pernah absen saat ketemu orang baru. Pertanyaan wajib.
"Kalau begitu kita sama". Ia berucap pelan
Aku tertegun. Bingung. Dan sepertinya, ia mampu menangkap kebingunganku.
"Iya, saya juga belum menikah".
Ahhhh....aku langsung malu pada diriku sendiri. Malu karena begitu kerdil menatap takdir yang belum menghampiri. Kemudian ia bercerita banyak, bahwa ia PNS dan sudah pensiun beberapa tahun yang lalu. Sepulang pergi haji, ia membuat TK untuk mengabdikan masa tuanya. Ia ingin bersama anak-anak. Mencintai dan menyayangi mereka seperti ia mencintai anaknya sendiri. Aku merasa beruntung bisa bertemu dengannya. Betapa ia sangat rajin beribadah. Ia sangat ramah, dan baik kepadaku.
#Jika ia tak bertemu jodohnya di dunia, semoga ia bertemu dengan jodohnya di akhirat. 




8 komentar

Apa bae hem..hem...jgn2 side baca jdulx doang ini...

ne ada kelanjutannya.....kayaknya percakapannya nanggung

hehe....emang g d ceritain semuax....:)

Aamiin....
semoga yang bercerita dihadiahkan jodoh yang tepat di waktu yang tepat. :)

Amin ya robbal alamin...Thank a lot atas doa dan kunjungannya..:)

nanggung gati kak,,,lanjutin dong..
apa yg bs kita ambil hikmahnya kalo gak lengkap hihihihi

hahaha....ambil yang bisa di ambil dah..hahaha....sensitif sih ceritax..haaa