Senin, 25 Agustus 2014

Puisi (Suka-suka.....ketik semaunya)

Demonstrasi

Demonstrasi kian hambar
Lama kelamaan terasa dan terdengar basi
Orasi tak bernyawa
Tak mampu menguak sisi terdalam jiwa pemberontakan
Entahlah...
Mungkin setiap kata adalah pesanan partai
bukan dari nurani
bukan dari rasa perlawanan
hanya sekedar hasrat tampil di TV
kemudian berlalu bersama angin politik
Demonstrasi tak di dengar lagi
Mungkin penguasa sudah tuli
atau demonstrasi tak punya ruh lagi..
mati dalam kering kuasa tirani.







Rentenir
Pagi hari yang masih buta
Perempuan muda masih menyusui bayi merahnya
Pintunya terketuk lagi
Saban hari nadanya sama
tinggi memekik relung hati

duh Gusti...
dunia gelap kembali
lembaran rupiah melintas bagai mimpi
uang berbunga dan berbuah
beranak pinak jadi kian banyak

perempuan itu ingin mati saja
berlari dari sang rentenir
malaikat maut tak lebih ia takuti
ah...mungkin malaikat akan iba padanya..
saban hari dimaki karena hutang

dan pagi ini, ia pura-pura tuli
pura-pura lupa diri
duh..Gusti..
Lunglai ia menatap garis tangannya.


Anak kekuatan

Aku rindu padamu
Anak desa dengan kaki telanjang
dengan seragam lusuh, kuning kehitaman.
kemiskinan tak mampu membuat seragammu putih lagi

Aku rindu padamu
anak desa yang menaklukkan hari
dalam gelap saat pagi belum datang
kau telah melangkah
menapaki pematang yang telah lelah kau injak
kau masih bisa riang,,bersenandung.

Aku rindu padamu
anak yang lahir dari rahim kekuatan
Anak yang terjaga dari pelukan ketulusan
Tak pedulilah kau dunia sedang bergolak
Ah,,,,pemilu telah menjual kebodohanmu
Orang pintar sedang meneriakkan kemiskinanmu
Kau tetap melangkah di pojok peradaban
Berucap lirih pada angin ketidak adilan
"Aku ingin tetap sekolah"


Dua dunia

Malam itu kau berlari dari hidupmu
Andai kau mampu, kau ingin membunuhnya
membunuh hidupmu

bergolak jiwamu memoles gincu
seakan merahnya adalah aliran darahmu
Melangkah dengan tangis yang membungkus hatimu
Senyummu?..Palsu
kau merasa mati

dan kau temukan dirimu disini
di dalam bilik indah yang terasa busuk
Mengangkangi kehidupan yang menyiksa
Mencoba runtuhkan pohon uang

Dipagi hari kau kembali
pada hidupmu
Dan hidupmu menjadi ganda
lama kelamaan kau keliru mengenali dirimu
kau berlari semaki jauh
semakin malam
semakin kelam


TKW

Kemarin kau diperkosa
hari ini kau disetrika
esok kau dituduh mencuri
lusa kau dituduh membunuh
hari berikutnya kau digantung
dipancung!

Tanah airmu hanya tau menghitung devisa
menontonmu di TV yang telah muak bicara tentangmu
maka kaulah yang salah, katanya
kau bodoh, tambahnya
kau tak berpendidikan, cibirnya.

Hatimu beku menghadapi kematian
Airmata menggenang dalam ketidak berdayaan
Do,amu seakan mengapung di batas cakrawala
Tak ada saudara
meski kau di negeri tetangga,, namanya.

Disini
Keluargamu menghanyutkan segala harap
Keadilan?..katanya.
Ya,,,keadilan yang hanya tergantung di batas angan
meski dihujam dengan panah darah
kuasa tak terkalahkan
Maka...biarlah kuburanmu di sana
di negeri tetangga
TKW-ku malang
Mati setiap hari.


Malam iblis

Lumpuh aku melawanmu..
Nafsu!
Merangkak mengetuk pintu kesendirian
hidup itu nikmat katamu
setan!
berbisik membawa suara syurga
Ya,,,itu syurga..katamu

Malam kian beku
Di balik tutup kepala kusembunyi
Tuhan!
Panggilku setengah tercekat
ini dosa!
pergi mengembara bersama iblis dikiri
sang malaikat di kanan

malam ini..
iblis merasuki mimpiku
bermain dalam lelahku
hingga pagi
Pergi!
teriak aku dalam tangis
dalam subuh yang menghangat

#edisi corat coret...ehhh...ketik sembarangan