Jumat, 28 November 2014

Sumbawa island:Mengunjungi Bale Rea (#Istana Sultan)

I miss u All..:)

          Sumbawa menawarkan paket lengkap sebagai daerah tujuan wisata. Mulai dari Gunung Tambora yang terkenal ke penjuru dunia hingga pulau cantik tempat singgah Lady Diana. Tapi tidak sekedar keindahan alam yang ditawarkan oleh Pulau Sumbawa, di sini kita juga bisa belajar tentang sejarah. Salah satu bukti sejarah kesultanan islam ada di Sumbawa. Istana dalam Loka dan Istana Bala Kuning menjadi bukti penting perkembangan agama islam di tanah Sabalong Samalewa.


         Tanggal 14 November 2014, rombongan travel writers gathering mengunjungi Istana dalam loka dan Istana Bala kuning. Istana dalam loka merupakan istana kesultanan Sumbawa pada masa Sultan Jalaluddin III. Istana ini dibangun pada tahun 1885. Istana ini memiliki arsitektur rumah panggung yang terbuat dari kayu jati pilihan dengan setiap detail bentuk, jumlah, letak, ukuran, dan ornament bagian-bagiannya merupakan simbolisasi ajaran agama islam. Dalam Loka sebagai istana kerajaan memiliki luas 696,98 meter persegi di dukung oleh 99 buah tiang. Karena istana ini pernah mengalami kebakaran dan dilakukan dua kali pemugaran, kini tiang berjumlah 98 buah. Jumlah tiang sebanyak 99 melambangkan Asmaul husna atau 99 sifat Allah SWT yang menjadi pijakan bagi para Sultan Sumbawa dalam menjalankan pemerintahannya. Adapun tangga yang mengambil bentuk dari sebuah pendakian mengajarkan bahwa siapapun haruslah menaruh rasa hormat kepada raja. Saat ini, istana dalam loka sudah tidak dihuni oleh Sultan Sumbawa, semua benda peninggalan sejarah yang dulu ada di dalam istana tersebut telah dipindahkan ke istana Bala Kuning.


Istana dalam loka tampak dari kanan

Tampak dari depan

Tampak dari kiri

"Mbak..lepas sendalnya",,,upsss..maaf bapak penjaga..hehe

Dalamnya kosong..
         Masih dalam kompleks istana dalam loka, para bloger bisa melihat salah satu masjid terbesar di Sumbawa. Masjid Nurul Huda dulunya dijadikan sebagai pusat aktivitas dari para Sultan Sumbawa. Dari masjid tersebut para Sultan menyelenggarakan pemerintahan. Pemerintahan kesultanan Sumbawa selalu berpegang teguh pada falsafah “Adat barenti ko syara, Syara barenti ko Kitabullah, tacit ko Nene, kangila boat lenge” yang artinya “Adat berpegang teguh pada syariat, syariat berpegang pada kitabullah, takut kepada Allah, takut akan perbuatan kotor”. Pada masa kini, Masjid Nurul huda dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan dan sebagai tempat pelaksanaan prosesi penobatan Sultan Sumbawa.


Masjid Nurul Huda
      Karena semua benda-benda bersejarah sudah tidak ditempatkan di dalam Istana Dalam Loka, para bloger melanjutkan perjalanan menuju Istana Bala Kuning. Bala Kuning adalah rumah kediaman Sultan Muhammad Kaharuddin IV yang dinobatkan sebagai Sultan Sumbawa ke-17 pada tanggal 5 April 2011. Di bala inilah tersimpan benda-benda pusaka kesultanan Sumbawa seperti Mahkota, pakaian kebesaran Sultan, keris, pedang, tombak, dan benda pusaka lainnya. Benda-benda pusaka tersebut terbuat dari emas dan perak. Akan tetapi, para bloger tidak diperkenankan untuk mengambil gambar karena itu sudah menjadi aturan dari Kesultanan Sumbawa. Setelah berdiskusi tentang banyak hal bersama salah satu keluarga Sultan, para bloger melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya. Sumbawa, tak sekedar memanjakan mata dengan keindahannya. Sumbawa juga memenuhi hasrat pemenuhan ilmu pengetahuan akan sejarah, akan keragaman Indonesia sebagai sebuah bangsa. Terimakasih Sumbawa…We will back.
Istana Bala Kuning

Diskusi dengan salah satu keluarga sultan


2 komentar

Iiih.. Suka.. Jadi makin mengenal Sumbawa, meski belum pernah ke sana...

hayoook k Sumbawa..di jamin jatuh cinta..hehe