TWA Gunung Tunaq Lombok |
"Kadang kita perlu keluar dari zona nyaman agar kita tahu seberapa kuat kita bertahan. Kadang kita perlu tersesat, agar kita tahu betapa hidup punya banyak warna."
Ini kali kedua aku pergi ke TWA Gunung Tunaq. Demi memenuhi hasrat petualangan dari sang suami tercinta yang tidak pernah ke tempat indah ini. Seusai menjelajah keindahan Pantai Tanjung Bongo, kami lanjutkan petualangan menuju daerah bumbang. Saat kami sampai pintu gerbang kawasan TWA Gunung Tunaq, belum ada pengunjung lain yang datang. Entah kenapa destinasi ini tak seramai dahulu padahal keindahannya tak berkurang sedikitpun.
Ciee yang gandengan terus..haha |
Keindahan pantai Bile Sayak alias Pantai Tunaq masih sama seperti pertama kali aku mengunjunginya. Pasir pantai yang putih bersih. Air laut yang biru bening. Dua tebing karang kokoh yang selalu membuatku kagum. Dan sebuah batu lancip di tengah laut yang menjadi icon tempat ini. Suamiku tersenyum bahagia menikmati keindahan pantai ini sambil terus mengambil gambar. Sejak dulu dia ingin ke pantai ini, tapi keinginan itu terpenuhi setelah bersamaku. Jadilah kami honeymoon untuk yang kesekian kalinya. Hmmm, eveyday is honeymoon buat kami.
Pantai Bile Sayak TWA Gunung Tunaq |
Pantai yang bersih..:) |
Melihat kondisi jalan aku tidak mungkin dibonceng melewati jalan kecil itu. Lantas suamiku mengendarai motor dan aku memilih berjalan kaki. Langkahku mulai terasa berat dan hutan Gunung tunaq terasa sangat mistis. Entah kenapa aku tak henti mengucap istigfar sambil terus melangkah. Tak ada siapapun, hanya kesunyian hutan yang membersamaiku. Tak terasa, suamiku telah jauh meninggalkanku karena langkahku yang terlalu pelan.
Aku mulai bingung saat menemukan sebuah persimpangan jalan, apakah aku harus lurus atau belok kanan. Jika tujuan kami ke tower yang ada di atas bukit maka harusnya kami mengambil jalan ke kanan. Hutan semakin terasa sepi hingga jalan yang aku lalui sudah . Aku mengira suamiku benar-benar ke tower hingga aku sadar bahwa aku tak menemukannya di sana. Rasa panik mulai menghampiri. Tak ada sinyal untuk sms ataupun menelpon.
Tebing TWA Gunung Tunaq |
"Wait em, koq ceritanya jadi serem begini?"
Makanya kalau baca postingan blogku jangan terlalu serius. Ini blog lho, bukan koran!. Hahaha.
Suara teriakanku semakin keras. Aku benar-benar menjelma menjadi penakut yang lebay saat itu. Alhamdulillah suami segera menemukanku. Ia sampai terluka terkena duri karena berlari begitu mendengar teriakanku. Kalau dibayangkan adegannya seperti adegan dalam sinetron-sinetron norak Indonesia abad ini.
Sisi Lain TWA Gunung Tunaq |
Semakin jauh kami melangkah, keindahan yang tersaji di TWA Gunung Tunaq semakin memesona. Tebing karang, hijaunya bebukitan, birunya laut membuatku seolah tak berada di Pulau Lombok. Aku jadi teringat foto-foto luar negeri yang dulu sering kujadikan wallpaper laptop. Sebelum suka jalan-jalan aku suka mengambil foto di google dan memasangnya di layar laptop sambil membayangkan keindahan di negeri-negeri nun jauh di sana.
Keindahan ini di Lombok Tengah, tempatku lahir dan dibesarkan. Tak perlu jauh-jauh untuk menikmati keindahan alam yang luar biasa. Jadi kapan anda mau jala-jalan ke Lombok?.
Matahari semakin meninggi membuat cuaca terasa semakin panas. Tapi kami akan kembali lagi suatu saat dan mengexplore tempat ini. Ada masih banyak tempat eksotis dan belum terjamah di kawasan ini.