Jumat, 29 Agustus 2014

Tarian bumi (my fave book) #culture #bali

bali
coverx philosofis banget..like
Dari sekian banyak buku yang ingin kuceritakan padamu, akhirnya aku memulainya dari buku ini. Yaps...first time sy bahas buku di blogku ini. Buku yang judulnya Tarian bumi karya Oka rusmini, salah satu penulis fave saya yang berasal dari pulau yang begitu populer..Bali. Pertama kali aku baca buku ini ditahun 2007 (cetakan pertama). Kebetulan waktu itu aku satu kos dengan teman yang jurusan bahasa tapi tidak terlalu doyan sastra. So..kalau ada tugas analisis sastra, biasanya dia mulai melirikku. Dan itu menyenangkan bagiku, entahlah...aku suka sastra terutama sastra lama. Kalau yang kontemporer, rada kurang sih,,apalagi yang metropop...hmmm...aku agak menghindari yang tema cinta terutama...jg menghindari yang melow...Ahhh...mari lupakan seleraku yang rada jadoel dan aneh.



Buku Tarian Bumi ini bercerita tentang perempuan Bali. Tentang seorang perempuan Bali dari kalangan sudra (masyarakat kelas bawah) bernama Luh Sekar. Luh sekar memiliki cita2 menjadi seorang penari joged terkenal. Ia berambisi untuk menikah dengan keturunan Brahmana (masyarakat dengan strata sosial paling atas di Bali). Dia ingin sekali tinggal di griya, bersama orang2 terhormat. Dia perempuan yang sangat berambisi. Bosan hidup miskin dan menderita. Ayahnya pergi begitu saja meninggalkan dia dan ibunya (Luh Dalem). Ibunya diperkosa dan dianiaya hingga buta oleh lebih dari satu orang. Dan lahirlah adik kembar dengan perangai buruk bernama Luh Kerta dan Luh Kerti.

Buku ini menjadi sangat menarik bagiku karena Oka rusmini sangat berani menulis tentang adat Bali. Bagaimana kaum brahmana sangat di hormati dan kaum sudra seperti tidak memiliki kehormatan. Hal itu diperlihatkan ketika akhirnya Luh Sekar menikah dengan Ida bagus ngurah pidada, maka ibunya sendiri harus menghormatinya. Ibu yang melahirkannya harus memperlakukannya dengan istimewa hanya karena strata sosialnya rendah. bahkan ketika ibunya meninggal, Luh sekar tidak boleh menyentuh mayat ibunya sendiri. Menikah dengan brahmana, mengharuskan Luh sekar meninggalkan semua hal yang berkaitan dengan sudra termasuk namanya sendiri harus diganti. Ia berganti nama menjadi Jero kenanga. Meski tak disukai oleh ibu mertuanya (Ida ayu sagra pidada), Jero kenanga tetap berusaha bertahan di griya. Suaminya yang begitu suka main perempuan akhirnya ditemukan meninggal ditempat pelacuran. Sungguh hidup yang begitu mengenaskan. Dari perkawinannya, Jero kenanga memiliki seorang putri cantik yang bernama Ida ayu telaga pidada. Yaps....Si telaga yang memiliki sifat keras seperti ibunya.

Telaga tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Ia menjadi penari yang begitu mempesona semua orang. Jero kenanga berusaha menjodohkan telaga dengan lelaki brahmana. Tapi apalah daya, cinta menemukan muaranya. Maka telaga jatuh cinta pada seorang lelaki sudra bernama Wayan sasmitha. Seorang pelukis dan penari yang begitu tampan dan digandrungi banyak perempuan di griya. Kehidupan telaga menjadi berubah drastis karena ia di usir dari griya. Ia tak membawa apapun. Ia belajar hidup sederhana bersama wayan dan ibu serta adiknya. Malang nasib telaga, mertuanya tidak menyukainya. Berdasarkan kepercayaan masyarakat adat Bali, jika seorang perempuan brahmana menikah dengan lelaki sudra maka akan terjadi malapetaka di keluarga si lelaki. Maka semakin marahlah mertuanya karena Wayan sasmitha ditemuka meninggal di galeri lukisnya. Telaga dan wayan punya anak bernama Luh Sari..Di akhir cerita, telaga menjalani ritual adat untuk melepaskan dirinya secara utuh dari kasta brahmana..Ia menjalani hidupnya yang baru, sebagai perempuan sudra.
#jangan pernah menikah hanya karena ingin memenuhi kebutuhan apalagi karena dipaksa oleh sistem.



2 komentar